REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat intelijen Amerika Serikat menyebut kelompok militan ISIS, yang berperang di Irak dan Suriah, menimbulkan ancaman langsung bagi Eropa, mengingat sejumlah besar dari mereka memiliki paspor Eropa.
Matthew Olsen, direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional, menilai milisi ISIS memicu bahaya lebih serius bagi negara-negara Eropa daripada Amerika Serikat. Itu karena sejumlah milisi direkrut dari negara-negara Uni Eropa.
"Ancaman ini cukup mendesak bagi Eropa," kata Olsen kepada wartawan seperti dikutip AFP, Jumat (6/9). "Mereka melihat itu benar-benar sebagai ancaman yang tepat di depan pintu mereka," katanya.
Para pejabat intelijen juga mengatakan bahwa pemerintah AS sangat menyadari propaganda canggih ISIS dan menunjukkan bahwa lebih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk melawan "pesan" media milisi itu.
Pemerintah AS telah menggunakan akronim dan nama yang berbeda untuk kelompok itu, termasuk ISIL atau ISIS, tapi Olsen mengatakan ia tidak mengharapkan Washington untuk menyebut ekstremis tersebut sebagai "Negara Islam", sebagaimana propaganda mereka.
"Saya tidak berpikir kami akan menyebut mereka Negara Islam. Ini memberi mereka tingkat kredibilitas yang tidak sepantasnya mereka dapatkan," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
