Ahad 07 Sep 2014 10:00 WIB

Somalia Siaga setelah Pimpinan al-Shabab Tewas

Seorang petugas polisi terlihat mengamakan lokasi ledakan bom mobil di luar Hotel Mogadishu, Somalia, Kamis (13/2).
Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Seorang petugas polisi terlihat mengamakan lokasi ledakan bom mobil di luar Hotel Mogadishu, Somalia, Kamis (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Pemerintah Somalia memperingatkan Sabtu bahwa para pemberontak Al Shebab di negara itu sedang merencanakan serangkaian serangan balasan setelah pemimpin mereka dikonfirmasi terbunuh awal pekan ini dalam serangan udara Amerika Serikat.

"Lembaga-lembaga keamanan menerima informasi yang menyiratkan Al Shebab sedang merencanakan melakukan serangan-serangan terhadap fasilitas medis, pusat pendidikan dan fasilitas pemerintah," kata Menteri Keamanan Nasional Kalif Ahmed Ereg kepada wartawan.

"Pasukan keamanan siap membalas serangan-serangan mereka dan kami menghimbau rakyat membantu pasukan keamanan menghadapi aksi-aksi kekerasan," kata dia.

Namun, "kami mengucapkan selamat kepada rakyat Somalia" atas kematian pemimpin Al Shebab, Ahmed Abdi Godane.

Pada Jumat Pentagon membenarkan bahwa Godane, pemimpin kelompok yang terkait dengan Al Qaida di Afrika, terbunuh dalam satu serangan Senin.

Godane telah bertempur untuk menggulingkan pemerintah negara itu yang didukung masyarakat internasional, melakukan gelombang pemboman dan pembunuhan.

Godane, 37 tahun, diberitakan berlatih di Afghanistan bersama Taliban. Ia telah memimpin transformasi kelompok itu dari pemberontak lokal menjadi ancaman gerilya regional. Al Shebab melanmcarkan serangan-serangan di negara-negara yang menyumbang bagi pasukan Uni Afrika yang berperang di Somalia.

Ia menyatakan bertanggung jawab atas pemboman Juli 2010 di Kampala, ibu kota Uganda, yang membunuh 74 orang, dan juga diyakini telah menjadi dalang penyerangan pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya, pada September 2013. Sedikitnya 67 orang tewas dalam pengepungan empat hari itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement