REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Pasukan pemerintah Ukraina mendapat serangan tembakan artileri pada Sabtu (6/8) malam. Serangan yang terjadi di pelabuhan strategis Mariupol, timur Ukraina, terjadi di tengah gencatan senjata antara Kiev dan separatis.
Padahal sebelumnya, Presiden Rusia dan Ukraina telah sepakat melakukan gencatan senjata, sebagai bagian dari peta jalan damai. Namun 30 jam berselang dari pelaksanaan gencatan, pasukan Ukraina mendapat serangan artileri. Ini merupakan pelanggaran serius pertama terhadap perjanjian.
"Telah terjadi serangan artileri. Kami menerima laporan adanya korban. Tapi kami belum memiliki laporan terkait jumlahnya," kata seorang perwira Ukraina pada Reuters.
Seorang wartawan Reuters melaporkan, ia mendengar tembakan artileri berkepanjangan pada Sabtu malam. Ia juga melihat sebuah truk, pompa bensin dan fasilitas industri di batas kota Mariupol terbakar.
Wartawan lain mengatakan, ia juga menyaksikan sejumlah truk bergegas ke arah timur dengan membawa relwan milisi pro-pemerintah yang tampak gelisah. Sementara tank dan kendaraan lapis baja juga bergerak menuju arah yang sama.
Wilayah Mariupol sebelumnya telah tenang sejak gencatan senjata berlaku pada Jumat (5/9) malam. Namun banyak warga dan pejuang dari Mariupol dan Donetsk, pesimis akan bertahannya gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan ia dan Presiden Rusia valdimir Putin melalui sambungan telepon telah sepakat dengan gencatan senjata menyeluruh. Mereka juga menyatakan perlunya menemukan cara untuk membuat gencatan lebih tahan lama.