Ahad 07 Sep 2014 16:14 WIB

Gencatan Senjata di Ukraina Timur Dilanggar

Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Foto: EPA/Jakub Kaminski
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV-- Serangan artileri menghantam pasukan Ukraina, Sabtu malam, di dekat pelabuhan strategis Mariupol, Ukraina timur, pelanggaran parah pertama gencatan senjata, yang baru berlaku 30 jam.

Presiden Rusia dan Ukraina sebelumnya mengatakan gencatan senjata itu, bagian dari peta jalan perdamaian untuk mengakhiri kemelut lima bulan, sebagian besar ditaati di Ukraina timur, tempat pasukan Kiev terlibat pertempuran dengan kelompok pemberontak.

Seorang wartawan Reuters mendengar suara tembakan artileri yang lama Sabtu malam di timur Mariupol, satu tempat peting dalam pertempuran pekan lalu, dan kemudian melihat satu truk, satu tempat pengisi bahan bakar gas dan satu fasilitas industri terbakar dekat kota itu.

"Ada serangan artileri. Kami menerima dampaknya. Kami tidak memperoleh informasi tentang korban," kata seorang perwira militer Ukraina kepada Reuters.

Daerah itu sebelumnya tenang sejak gencatan senjata diberlakukan Jumat petang, tetapi banyak penduduk dan para petempur di Mariupol dan di Donetsk, kota lain yang rawan dalam konflik itu, menyatakan ragu gencatan senjata itu dapat berlangsung lama.

Dalam pernyataannya, Presiden Ukkraina Petro Poroshenko mengatakan ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat dalam satu percakapan telepon "secara keseluruhan gencatan senjata itu telah dilaksanakan" dan mereka perlu mencari jalan-jalan untuk menjadikannya dapat berlangsung lebih lama.

Para utusan dari Ukraina, Rusia, para pemimpin separatis dan pengawas keamanan OSCE Eropa menyetuju gencatan senjata itu di Minsk Jumat sebagai bagian dari satu peta jalan perdamaian yang juga termasuk petukaran tawanan perang dam pembentukan satu koridor kemanusiaan bagi para pengungsi dan bantuan.

Poroshenko menyetujui gencatan senjata itu setelah Ukraina menuduh Rusia mengirim pasukan dan senjata ke wilayahnya untuk mendukung kelompok separatis, yang menderita banyak korban pada musim panas. Moskow membantah mengirim pasukan atau senjaa ke pemberontak.

Dalam beberapa hari sebelum gencantan senjata, pasukan pemerintah telah berusaha memukul mundur serangan besar-besaran pemberontak yang yang ditujukan pada Mariupol, satu pelabuhan penting bagi ekspor baja Ukraina.

Kiev mengatakan pemberontak didukung pasukan Rusia, satu tuduhan yang dibantah Moskow. Kendati gencatan senjata sebagian besar ditaati Sabtu, para warga di daerah lainnya, kota industri Donetsk yang dikuasai pemberontak, mengeluhkan penembakan sporadis terutama dekat bandara, yang tetap dikuasai pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement