REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Muslim Palestina yang tinggal di Israel, untuk pertama kalinya dapat menunaikan ibadah haji dengan menggunakan pesawat. Karena, pada tahun-tahun sebelumnya para jamaah harus menggunakan perjalanan dengan bus untuk mencapai Arab Saudi.
Dikutip dari algemeiner, Senin (8/9), perjalanan menuju Makkah bisa dilakukan dari Bandara Ben Gurion ke Amman, Yordania, kemudian akan dilanjutkan ke Jeddah, Arab Saudi. Berbeda dengan media timur tengah lain, algemeiner menggaris bawahi ini terjadi karena peningkatan hubungan Kerajaan Arab Saudi dan Israel
Pemilik dari Perusahaan Penerbangan Milad, Ibrahim Milad mengaku menghubungi otoritas penerbangan sipil Israel dan Yordania. Sehingga, dilansir dari Ma'an News Agency, Milad Aviation bisa memperoleh izin yang diperlukan untuk melakukan penerbangan jamaah haji tahun ini.
Dahulu, tutur dia, jamaah haji harus menghabiskan waktu selama 24 jam untuk melakukan perjalanan ke Amman. Alasannya, situasi Jembatan Allenby yang dikontrol oleh Israel ke Yordania. Akan tetapi saat ini waktu perjalanan telah berkurang menjadi 20 menit perjalanan.
Para jamaah yang akan terbang untuk pertama kali ke tanah suci berjumlah 766 orang. Penerbangan dimulai pada 23-26 September. Diketahui, biaya penerbangan ini memakan anggaran biaya sekitar 600 dolar AS.
Meskipun sejak 1948 rakyat Palestina banyak yang terusir dari rumah mereka di tanah penjajahan Israel kini. Tapi, beberapa dari mereka masih bertahan untuk tetap tinggal di desa mereka. Saat ini, populasi rakyat Palestina di wilayah pendudukan Israel mencapai 20 persen dan 80 persen dari mereka merupakan umat Muslim.