REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kanselir Inggris Exchequer George Osborne telah berjanji akan memberi Skotlandia lebih banyak wewenang jika pemilih di sana menolak kemerdekaan dalam referendum mendatang.
Ketika berbicara selama satu wawancara dengan BBC, Osborne berkata, "Kalian akan melihat dalam beberapa hari ke depan rencana aksi untuk memberi wewenang lebih besar kepada Skotlandia; wewenang pajak lebih besar, wewenang pengeluaran lebih besar, wewenang lebih besar mengenai kesejahteraan."
"Itu akan diberlakukan pada saat ada suara 'Tidak' dalam referendum," kata Osborni, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang. Dan konsesi dari Pemerintah Pusat akan memberi Skotlandia "yang terbaik di dunia" dengan menghindari apa yang disebut "resiko aspirasi", tapi memiliki lebih banyak kendali atas takdir Skotlandia sendiri.
Sementara itu Alex Sal mond, Menteri Pertama Skotlandia, dengan cepat menanggapi bahwa usul baru tersebut pada tahap ini "akan kekurangan keabsahan", demikian laporan BBC.
Salmond mengatakan, "Apakah dikira kami akan percaya, setelah ratusan ribu orang sudah memberi suara, bahwa ada kesepakatan baru yang radikal?"
Sementara itu, Ratu Inggris Elizabeth II memiliki "sangat banyak keprihatinan" mengenai prospek Skotlandia memisahkan diri dan telah meminta inforasi harian yang diperbarui mengenai perkembangan kegiatan tersebut, kata Sunday Times, dengan mengutip satu sumber kerajaan.
Pemungutan suara paling akhir itu memicu kekhawatiran dan ketidak-pastian mengenai masa depan perserikatan yang sudah berusia 307 tahun tersebut.
Menurut jajak pendapat YouGov Plc buat Sunday Times, pemberi suara "Ya" telah bertambah jadi 51 persen, sedangkan pihak "No" telah turun jadi 49 persen, sedangkan responden yang belum memutuskan tak dimasukkan.
Skotlandia berencana menyenggarakan referendum pada Kamis, 18 September.
Ikuti Whatsapp Channel Republika