Selasa 09 Sep 2014 05:00 WIB

Amerika Frustasi terhadap Israel? (I)

Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.
Foto: Fitsnews.com
Yahudi belum tentu pendukung zionisme, tetapi mereka dipertemukan dalam satu benang merah yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 23 Juli lalu, pejabat organisasi lobi Yahudi, American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) berkumpul di ruang konferensi gedung Capitol, Amerika Serikat.

Hadir didalamnya lusinan senator partai demokrat. Ini adalah pertemuan tertutup yang terjadi pada saat pertumpahan darah warga Gaza terjadi.

Baca Juga

Sejak berabad lalu, konflik Palestina dan Gaza selalu terjadi. Pertempuran yang terjadi terakhir sangat mengharukan. Di kota – kota Israel, keluarga mendengar sirine, tanda akan jatuhnya roket yang ditembakkan dari Gaza.

Di Gaza sendiri, tulis, new yorker.com, pemandangan tewasnya ratusan anak tidak ada habisnya. Mereka terkena serangan bom dan mortir.

Pemerintah Israel mengklaim sudah ditempuh tindakan luar biasa untuk memperhitungkan dan meminimalisir warga sipil tewas. Tapi, PBB menginvestigasi bahwa yang Israel lakukan adalah kejahatan perang.

Aksi Israel sangat menjadi perhatian dan tidak bisa dibiarkan. Korban berjatuhan dari warga sipil sangat memilukan.

Sebelum eskalasi peperangan meningkat, Amerika Serikat selaku kawan dekat Israel, telah ‘sedikit frustasi’ dengan pemerintahan perdana menteri Benjamin Netanyahu.

“Bagaimana bisa damai jika tidak berkeinginan menentukan perbatasan dan mengakhiri pendudukan Palestina, serta mempersilahkan warga Palestina mendapatkan hak hidupnya,” kata koordinator gedung putih untuk wilayah timur tengah, Philip Gordon, awal Juli lalu, sebagaimana diberitakan new yorker.com.

Dia melanjutkan, tidak bisa meneruskan kontrol militer terhadap masyarakat disana. Tindakan seperti itu bukan hanya salah, tapi juga mengakibatkan ketidakstabilan wilayah.

Meskipun secara administrasi, berulang kali diutarakan dukungan terhadap Israel, Amerika tetap saja tidak nyaman dengan skala agresi militer Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement