REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gerakan pembela Palestina Hamas menuduh Presiden Mahmoud Abbas mencoba untuk menyabotase perjanjian rekonsiliasi. Pernyaatan tersebut terlontarkan setelah Abbas menuduh Hamas menjalankan "pemerintah bayangan" di Gaza, Ma'an News Agency, mengabarkan Senin (8/9).
Dengan bernada tajam Abbas menyatakan peringatan akan mengakhiri perjanjian persatuan dengan Hamas. Apabila Hamas masih menjalankan pemerintah bayangan di kota yang terblokade itu.
Namun, ternyata peringatan Abbas tersebut telah memicu respon marah dari Hamas. Seorang pejabat senior Hamas Fawzi Barhum menuduh Abbas mencoba menghancurkan rekonsiliasi dan bermain ke tangan Amerika dan Israel, seperti yang dilansir AFP.
Pada 2007 lalu, Hamas secara paksa mengambil alih Jalur Gaza dan mengusir pasukan Abbas yang berbasis fatah dari darat Jalur Gaza. Kemudian, hal tersebut memicu perpecahan berdarah dengan gerakan Fatah.
Perpecahan tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun sampai pada akhirnya kedua pihak menandatangni kesepakatan rekonsiliasi pada April lalu.