Rabu 10 Sep 2014 03:04 WIB

Cameron Desak Skotlandia Tetap Jadi Bagian Inggris

Rep: c73/ Red: Chairul Akhmad
Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: REUTERS/Chris Radburn/ca
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris David Cameron mengimbau kepada masyarakat Skotlandia untuk tidak memilih opsi kemerdekaan dalam referendum pekan depan.

Hal itu setelah jajak pendapat menunjukkan adanya lonjakan dukungan untuk memisahkan diri dari Inggris.

"Pada akhirnya, itu adalah pilihan bagi masyarakat Skotlandia untuk memutuskan. Tapi saya ingin mereka tahu, bahwa seluruh Inggris dan saya berbicara sebagai perdana menteri, ingin mereka tetap tinggal," kata pemimpin Partai Konservatif tersebut, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (9/9).

Cameron berjanji akan melakukan segala sesuatu yang bisa ia lakukan untuk menjaga keutuhan negaranya. Itu dikatakannya saat melakukan perjalanan ke Skotlandia, setelah membatalkan debat parlemen mingguan di London, Inggris.

Sementara itu, sekutunya dari Partai Liberal Demokrat Nick Clegg dan pemimpin oposisi Ed Milliband mengeluarkan pernyataan bersama terkait keputusan tersebut.

Mereka mengatakan setuju bahwa Inggris lebih baik bersama-sama. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pecahnya Inggris sekarang sebuah kemungkinan yang berbeda. 

Sebuah jajak pendapat oleh lembaga survei TNS pekan ini menyebutkan 39 persen warga akan memilih "tidak" untuk kemerdekaan. Angka itu turun sebanyak enam poin dalam sebulan. Sementara dukungan "ya" berada sedikit di bawah 38 persen. Angka itu naik enam persen dalam periode yang sama.

Menteri pertama Skotlandia, Alex Salmond, mengatakan, dalam jajak pendapat baru-baru ini di Edinburgh memperlihatkan masyarakat Skotland menginginkan kemerdekaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement