Rabu 10 Sep 2014 08:00 WIB

Jubir PBB: Helikopter Jatuh di Sudan Selatan akibat Ditembak

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) telah mengkonfirmasi bahwa satu helikopter PBB yang jatuh di Sudan Selatan pada Agustus dan menewaskan tiga anggota awak yang berkebangsaan Rusia "ditembak-jatuh".

Misi tersebut mengatakan, "Para ahli PBB yang melakukan tahap pertama penyelidikan mereka kemarin telah mengungkap bukti mengenai kondisi tentang jatuhnya helikopter PBB Mi-8 pada 26 Agustus. Mereka menyatakan helikopter tersebut ditembak-jatuh."

Juru Bicara PBB Stephane Dujarric memberitahu wartawan dalam taklimat harian pada Selasa bahwa helikopter itu, yang sedang melakukan penerbangan rutin mengangkut barang dari Wau di Negara Bagian Bahr El Ghazal di bagian barat ke Bentiu, jatuh pada 26 Agustus sekitar 10 kilometer di sebelah selatan Bentiu di Negara Bagian Unity.

Peristiwa tersebut menewaskan tiga anggota awak --yang berkebangsaan Rusia-- dan membuat anggota awak keempat luka parah.

Selama dua pekan belakangan, misi tersebut telah melakukan penyelidikan awal mengenai peristiwa itu. Selain penyelidikan misi tersebut sendiri, yang dimulai segera setelah peristiwa itu, satu penyelidikan teknis juga telah dimulai dengan melibatkan para ahli dari PBB, Sudan Selatan dan Rusia.

Misi tersebut juga mengkonfirmasi bahwa, selama satu percakapan telepon dengan seorang anggota staf di Bentiu pada 17 Agustus, Peter Gadet --Komandan pasukan oposisi di Negara Bagian Unity-- menduga helikopter UNMISS tersebut dipergunakan untuk mengangkut anggota Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) dan mengancam akan menembaknya jatuh, kata Dujarric.

Anggota staf itu membantah tuduhan tersebut dan memastikan keselamatan pesawatnya. UNMISS segera mulai berbagi informasi mengenai semua penerbangan ke dalam wilayah Bentiu dengan pasukan oposisi serta SPLA.

Namun, juru bicara PBB tersebut mengatakan karena temuan itu muncul saat penyelidikan awal, terlalu dini untuk secara pasti saling menyalahkan sehubungan dengna jatuhnya helikopter tersebut.

"Penyelidikan teknis yang lebih mendalam sedang dilakukan sejalan dengan standard keselamatan udara internasional," kata Dujarric, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

Ia menambahkan satu Dewan Penyelidikan independen juga telah dibentuk oleh PBB untuk meneliti peristiwa tersebut dan akan menyediakan keterangan tambahan guna memastikan sumber tembakan darat yang menjatuhkan helikopter itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement