Rabu 10 Sep 2014 08:16 WIB

Konflik Timur Tengah, Penjualan Senjata Meningkat

Rep: Gita Amanda/ Red: Indah Wulandari
 Asap mengepul dari bangunan di utara kota Gaza, Jumat (8/8), akibat serangan pertama militer Israel sejak  gencatan senjata selama tiga hari.  (EPA/Mohammed Saber)
Asap mengepul dari bangunan di utara kota Gaza, Jumat (8/8), akibat serangan pertama militer Israel sejak gencatan senjata selama tiga hari. (EPA/Mohammed Saber)

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Pemerintah Prancis mengatakan, ekspor senjatanya mengalami pertumbuhan tajam tahun lalu. Terutama di tengah kekerasan dan ketegangan di Timur Tengah.

Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan, dalam sebuah laporan yang dirilis Associated Press pada Selasa (9/9), pesanan meningkat 43 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 8,9 miliar dolar. Meningkat 30 persen dari rata-rata tahun 2002 dan 2012.

Laporan mengatakan, pelanggan dari Timur Tengah mendominasi hampir setengah dari permintaan senjata. Arab saudi adalah pelanggan tertinggi Prancis. Prancis juga menandatangani kesepakatan besar dengan Uni Emirat Arab dan Qatar.

Prancis merupakan produsen senjata keempat terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat, Inggris dan Rusia.

Baru-baru ini Prancis mengumumkan keputusan untuk menangguhkan pengiriman kapal perang kelas Mistral ke Rusia. Terkait krisis di Ukraina dan peranan Rusia di sana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement