REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyerukan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdulaziz membahas ancaman kelompok ISIS. Apalagi, dalam waktu dekat Obama akan menyelenggarakan pidato nasional terkait strategi untuk melawan kelompok tersebut.
"Presiden dan raja sepakat tentang perlunya meningkatkan pelatihan dan melengkapi oposisi Suriah yang moderat, sejalan dengan usulan Presiden Obama yang telah dibuat dalam Kongres Amerika Serikat," ujar pernyataan Gedung Putih seperti yang dikabarkan Anadolu Agency, Kamis (11/9).
Kedua pemimpin pun menilai, oposisi Suriah yang kuat penting untuk menghadapi ISIS dan kelompok ekstrimis lainnya. Termasuk rezim Suriah pemimpin Presiden Bashar al-Assad.
Obama juga mengucapkan terima kasih kepada Raja Abdullah yang telah menyambut baik Menlu AS John Kerry di Jeddah dalam pertemuan dengan Dewan Kerjasama Teluk, Irak, Yordania, Mesir, Lebanon dan Turki. Pertemuan tersebut merupakan upaya untuk membangun daerah dan koalisi internasional melawan ISIS.
Obama dan Abdullah juga membahas perkembangan di Yaman. Di negara itu, kerusuhan antara pemerintah dan oposisi gerakan Syiah Houti masih terus berlanjut sejak mantan Presiden Ali Abdullah Saleh meninggalkan kantor.
Padahal, ia meninggalkan kantor di bawah persyaratan perjanjian transisi yang ditengahi oleh Dewan Kerjasama Teluk pada November 2011.