REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Warga Amerika Serikat (AS) mengheningkan cipta untuk memperingati 10 tahun setelah pesawat pertama menabrak World Trade Center. Upacara dilakukan di tempat kejadian di New York tepat saat serangan dilakukan, untuk mengenang sekitar 3.000 orang korban tewas.
Presiden AS Barack Obama memimpin doa dan membaca Injil sebelum para anggota keluarga membacakan nama-nama korban. Pihak keamanan melakukan pengamanan ketat, demi mencegah serangan al Qaidah, yang dikhawatirkan akan muncul saat acara.
Keluarga korban juga berkumpul di Washington dan Pennsylvania, loksi pesawat terbang juga mengalami kecelakaan. Pesawat pertama menabrak Menara Utara WTC pada pukul 08:46 waktu setempat.
Mengutip BBC, Kamis, (11/9), Wali kota New York, Michael Bloomberg, dalam pidatonya mengatakan, langit biru sempurna, berubah menjadi malam paling kelam pada 11 September. Selanjutnya, Obama membacakan isi Injil tentang kekuatan dan perlindungan Tuhan.
Saat beberapa nama korban tewas dibacakan, sebagian hadirin tampak menitikkan air mata. Sebagian lagi, terlihat menghapus air mata dari pipinya.
Pembatas besi sudah diletakkan di beberapa jalan di sekitar lokasi. Sedangkan polisi New York dan Washington, berusaha menghentikan serta memeriksa kendaraan besar yang memasuki jembatan atau pun terowongan.
Tim keamanan meningkatkan kewaspadaan, karena CIA minggu lalu, mendapat peringatan kemungkinan Al Qaeda, mengirimkan sejumlah penyerang. Dikhawatirkan kelompok tersebut akan menghancurkan kota.