Kamis 11 Sep 2014 14:06 WIB

Dua Warga Australia Dituduh Danai ISIS

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
dua tersangka warga Australia Omar Succarieh (31) dan Agim Kruezi (21) dituduh danai ISIS
Foto: theaustralian.com
dua tersangka warga Australia Omar Succarieh (31) dan Agim Kruezi (21) dituduh danai ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Dua pria Australia yang dituduh telah merekrut, mendanani, dan mengirimkan para militan ke Suriah tengah diadili pada Kamis. Mereka diadili setelah Perdana Menteri Tony Abbott mengumumkan sejumlah langkah baru untuk menghentikan pendanaan terorisme.

Channel News Asia melaporkan, Omar Succarieh (31) dan Agim Kruezi (21) menghadiri persidangan di pengadilan Brisbane setelah ditahan dalam sebuah penggerebekan anti-terorisme. Penggerebekan ini dilakukan menyusul investigasi kepolisian kepada mereka selama setahun.

Kepolisian mengatakan Succarieh, memiliki hubungan dengan Abu Asma al Australi yang merupakan warga Australia pertama pelaku bom bunuh diri di Suriah. Sementara Kruezi memiliki jaringan dengan kelompok militan Jabhat al-Nusra di Suriah. Keduanya ditahan dan akan kembali dalam persidangan pada 17 Oktober.

Kemunculan keduanya ini bertepatan dengan alokasi dana Abbott sebesar 20 juta dollar Australia untuk lembaga anti-pencucian AUSTRAC. Anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan deteksi dan menghentikan pendanaan terorisme.

"Konsekuensi keterlibatan pendanaan terorisme sangatlah berat dan hukumannya bisa dipenjara seumur hidup," katanya dalam pernyataan bersama dengan jaksa umum George Brandis.

Berdasarkan laporan AUSTRAC, meskipun kemungkinan pendanaan terorisme di Australia sangat kecil, namun praktek pendanaan ini menjadi ancaman keamanan nasional bagi masyarakat setempat.

Pemerintah meyakini sekitar 60 warga Australia tengah bertempur bersama ISIS. Sedangkan, sekitar 100 orang aktif mendukung pergerakan kelompok tersebut dari masing-masing rumah mereka. Baik kelompok ISIS dan al-Nusra telah masih dalam kelompok teroris di Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement