Kamis 11 Sep 2014 14:41 WIB

Pascatragedi 11 September, Pemeluk Islam di AS Meningkat

Rep: C91/ Red: Erik Purnama Putra
Tragedi 11 September 2001 yang menyebabkan gedung WTC runtuh.
Foto: Reuters
Tragedi 11 September 2001 yang menyebabkan gedung WTC runtuh.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pasca tragedi 11 September 2001, yang dilakukan oleh Al Qaidah, gejala Islamophobia mulai muncul di beberapa negara. Hanya saja, banyak pula warga Barat yang justru tertarik mempelajari Islam, dan menjadi mualaf.

NBC News melaporkan, sekitar 20 ribu penduduk Amerika Serikat (AS), masuk Islam setiap tahun. Dilansir Washington Times, pada 2010, umat Islam diperkirakan melampaui jumlah kaum Yahudi. Tak hanya itu, CNN News pun pada 2012, melaporkan 1,5 juta warga AS yang memilih Islam sebagai keyakinannya.

Direktur Pusat Islam dari wilayah pusat Washington, Muhammad Al Nassir, menyatakan lebih dari 170 orang AS dari berbagai usia dan jenis kelamin, masuk Islam pada 2010. Bertepatan saat terjadi pro kontra mengenai rencana pembangunan masjid, di lokasi Ground Zero, New York.

Nassir menjelaskan, faktor terbesar tingginya mualaf di AS adalah, mereka sering membaca dan mempelajari Islam lewat biografi Nabi Muhammad SAW. Robert Spencer, warga AS yang masuk Islam, mengaku mengikuti Islam, karena mengikuti perkembangan pemeluknya yang begitu pesat di AS. "Islam memiliki ajaran yang luar biasa," ujarnya.

Seorang peneliti dari negara bagian Virginia, Moran, turut menegaskan, 20 ribu orang AS masuk Islam setiap tahun. Dimulai sejak peristiwa penabrakan gedung WTC oleh pesawat yang dibajak Al Qaeda, pada 13 tahun lalu.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement