Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, menyakinkan warga Tasmania bahwa penarikan polisi federal tak akan membuat Bandara Hobart rentan terhadap serangan teroris. Keputusan untuk mencabut 27 polisi federal dari bandara dikeluarkan selaras dengan pemotongan anggaran sebesar 22 juta dolar.
Dengan adanya pertimbangan dari Badan Intelijen Australia yang berencana menaikkan status ancaman teror dari tingkat menengah ke tingkat tinggi, anggota Parlemen Andrew Wilkie telah memperingatkan bahwa bandara Hobart bisa terancam jika polisi federal pergi.
Perdana Menteri Tony Abbott dan anggota Parlemen Eric Hutchinson (tengah) serta Mark Turner.
Kepolisian Tasmania juga meminta peninjauan atas penarikan itu jika peringatan ancaman teror ditingkatkan.
Berbicara di Tasmania utara 11 September pagi, PM Abbott membela keputusannya dan meyakinkan bahwa Tasmania tak akan menjadi sasaran empuk. “Saya yakin bahwa negara bagian dan otoritas Persemakmuran bekerja bersama-sama untuk memastikan bahwa ancaman teroris di Tasmania tak lebih buruk dari tempat lain di negara ini. Anda juga akan mendapati bahwa keamanan nasional diperhatikan dengan sangat serius oleh Pemerintah,” tegasnya, baru-baru ini.
Ia mengatakan, sudah sepantasnya Bandara Hobart dilindungi oleh polisi negara bagian. “Bandara internasional adalah tanggung jawab polisi federal dan bandara domestik adalah tanggung jawab polisi negara bagian. Jadi apa yang kita lakukan ini normal dilakukan di negara ini jika itu menyangkut kebijakan bandara,” urainya.