REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama menyatakan akan memperluas serangan udaranya terhadap ISIS. Ia pun telah mengesahkan serangan langsung terhadap militan di Suriah.
Dilansir dari Time, saat memberikan pidatonya di Gedung Putih pada Rabu malam, Obama mengatakan AS akan siap melakukan pertahanan diri, menyerang ISIS dan mengusir kelompok tersebut dimana pun mereka berada.
"Saya tak akan ragu menyerang ISIS di Suriah, seperti halnya di Irak. Ini merupakan prinsip dasar kepresidenan saya: Jika anda mengancam Amerika, kalian tidak akan menemukan tempat aman," ancamnya.
"Jadi malam ini, dengan pemerintahan baru Irak dan melakukam pertemuan bersama sekutu di luar negeri dan Kongres, saya menyatakan Amerika akan memimpin koalisi besar untuk menghentikan ancaman teroris," kata Obama. "Kami akan mengalahkan mereka, menghancurkan mereka menggunakan strategi konterterorisme yang komprehensif," tambahnya.
AS pun telah melakukan serangan udaranya lebih dari 150 kali terhadap ISIS di Irak. Serangan ini dilakukan untuk melindungi kepentingan Amerika dan warganya.
"Jika ada target ISIS yang harus kami serang di Irak, maka kami akan menyerangnya," kata pejabat senior pemerintah pada Rabu. "Ini merupakan langkah yang telah diputuskan oleh presiden," lanjutnya.
Meskipun begitu, Obama tidak menjelaskan kapan serangan Amerika terhadap ISIS akan dilakukan. Pejabat Amerika berulang kali mengaku tak mengetahui adanya rencana ISIS melawan AS. Namun, mereka khawatir terhadap ribuan warga asing, termasuk 100 warga Amerika yang ikut bertempur bersama ISIS dan kembali ke negaranya.
Obama juga kembali mengesampingkan akan mengerahkan pasukan daratnya melawan ISIS. Saat ini, lebih dari seribu anggota militer AS berada di Irak untuk melindungi kepentingan Amerika serta memberi nasehat dan melatih pasukan Irak dan Kurdi.
Obama juga menyatakan akan mengirimkan pasukan tambahannya sebanyak 475 di Baghdad dan Erbil. Sehingga jumlah total militer AS yang berada di negara tersebut mencapai 1.600 anggota.