Jumat 12 Sep 2014 18:22 WIB

Bom di Thailand Selatan, Lima Orang Tewas

Aparat keamanan memeriksa bangkai sepeda motor yang dijadikan bom oleh pemberontak di Provinsi Yala, Thailand Selatan pada Sabtu, 2 Maret 2013.
Foto: REUTERS
Aparat keamanan memeriksa bangkai sepeda motor yang dijadikan bom oleh pemberontak di Provinsi Yala, Thailand Selatan pada Sabtu, 2 Maret 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Lima orang tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan senjata dan bom di Pattani, satu provinsi Thailand selatan yang bergolak, Kamis (11/9).

Serangan terhadap kantor pemerintah di Kabupaten Khok Pho terjadi tak lama sebelum tengah hari, meninggalkan dua pejabat pemerintah dan warga sipil tewas atau terluka, kata penyelidik kepolisian Khok Pho, Surin Chhomwarathayee, dikutip oleh surat kabar Bangkok Post.

Menurut Surin, tidak diketahui jumlah tersangka gerilyawan pertama yang menyemprot peluru ke kantor Organisasi Administrasi Tambon Magood, dan kemudian menanam dua bahan peledak dekat tempat itu. Gedung kantor sebagian rusak dalam serangan tersebut.

Pada hari yang sama, sekelompok gerilyawan dilaporkan melancarkan serangan serupa di kantor pemerintahan lain di Kabupaten Yaring, tetapi tidak ada yang tewas atau terluka.

Sejak Januari 2004, kekerasan separatis telah berulang mengguncang Ujung Selatan Thailand, termasuk tiga provinsi mayoritas Muslim, etnis Melayu, yang mendominasi provinsi perbatasan selatan - Yala, Pattani, Narathiwat dan empat kabupaten di Songkhla.

Angka-angka dari pihak militer Thailand menunjukkan bahwa kekerasan gerilyawan di pedalaman Selatan telah menewaskan lebih dari 5.900 orang dan 10.600 lainnya terluka selama dekade terakhir.

Pemerintah sementara Thailand yang dipimpin oleh orang kuat yang beralih menjadi perdana menteri, Prayuth Chan-ocha, baru-baru ini telah merencanakan untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian dengan kelompok separatis selatan.

Sebelumnya pembicaraan antara pemerintah Yingluck yang digulingkan dan kelompok gerilyawan yang dipimpin oleh Barisan Revolusi Nasional (BRN) mulai awal tahun lalu, namun terhenti pada Oktober setelah melewati lima putaran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement