REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Quang Vinh, yang berkunjung ke Phnom Penh Kamis mengatakan, bahwa Vietnam akan menarik Tran Van Thong, juru bicara Kedutaan Besar Vietnam utuk Kamboja.
Ini dilakukan setelah komentar juru bicara itu telah memicu gelombang protes di kalangan etnis Khmer Krom di Kamboja, menurut Koy Kuong, juru bicara Kementerian Luar Negeri Kamboja.
Vinh membuat pernyataan selama pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Kamboja dan Menteri Luar Negeri Hor Namhong di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.
"Vinh mengatakan kepada Wakil Perdana Menteri Hor Namhong bahwa Kedutaan Besar Vietnam untuk Kamboja akan mengirim nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Kamboja tentang penarikan kembali juru bicara Tran Van Thong ke Vietnam," kata Koy Kuong kepada wartawan setelah pertemuan.
Penarikan Tran Van Thong terjadi setelah ia mengomentari di radio pada Juni bahwa Vietnam Selatan, atau mantan provinsi Kampuchea Krom, milik Vietnam "lama" sebelum diambil-alih secara resmi kolonial Prancis pada tahun 1949.
Komentar itu kemudian memicu gelombang protes bulan lalu antara para biksu etnis Khmer Krom dan para aktivis di Kamboja.
Ratusan pengunjuk rasa menggelar demonstrasi dan membakar bendera Vietnam di depan Kedutaan Besar Vietnam di Phnom Penh untuk menuntut permintaan maaf dari juru bicara itu, dan mendesak dia untuk menerima sejarah sebenarnya atas bekas provinsi Kampuchea Krom.
Menurut sejarah, protektorat Prancis secara resmi menyerahkan bekas provinsi Kampuchea Krom, satu wilayah Kamboja, ke negara tetangga Vietnam pada 4 Juni 1949.