Sabtu 13 Sep 2014 15:48 WIB

Iran: IAEA Harus Kecam Drone ''Mata-Mata'' Israel

Pesawat tanpa awak (Drone). Ilustrasi.
Pesawat tanpa awak (Drone). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran meminta badan atom PBB untuk Mengutuk 'tindakan agresi' Israel yang mengirim pesawat tak berawak bulan lalu. Iran yakin drone tersebut digunakan untuk memata-matai lokasi penelitian nuklir.

Lokasi ini sendiri telah menjadi pusat sengketa antara Iran dan Barat selama puluhan tahun. Utusan Iran IAEA menuduh Israel melakukan pelanggaran keras memasuki territorial Republik Islam dengan ilegal. Sehingga bertentangan dengan hukum internasional dan ketentuan piagam PBB.

Duta Besar Iran untuk PBB, Reza Najafi, dikutip dari World Bulletin, berharap Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) mengutuk tindakan agresi ini. Ia bahkan mengirim surat kepada Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano, seperti yang ada di laman badan tersebut, dengan menyatakan ''menganggu aktivitas damai kegiatan dan instalasi nuklir''.

Jubir IAEA, Gill Tudor mengatakan badan PBB telah menerima surat Najafi. Pihaknya akan mempelajari isi dari surat itu.

Sementara tidak diketahui apa Iran akan mengangkat masalah ini dalam pertemuan tiga bulanan Dewan IAEA. Dimana program nuklir Iran akan menjadi salah satu poin utama pembicaran.

Pekan lalu, laporan IAEA menunjukkan Iran hanya melaksanakan tiga dari lima langkah dari program transparansi nuklir. Namun Iran menyatakan tuduhan itu bohong dan tak berdasar. Najafi mengaku Iran akan menjawab berbagai pertanyaan IAEA atas tuduhan itu.

Agustus lalu, Iran mengaku menembak jatuh pesawat tak berawak Israel yang berada di dekat pusat penelitian uranium. Para pejabat Israel menolak mengomentari tuduhan itu.

Israel sendiri telah lama diyakini mengembangkan bom nuklir. Zionis tak pernah membantah atau membenarkan tuduhan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement