REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir memiliki peran utama dalam mengalahkan kelompok radikal ISIS di Irak dan Suriah. Pernyataan itu disampaikan oleh Menlu AS John Kerry saat mengunjungi Kairo.
"Mesir merupakan garis depan memerangi terorisme, khususnya saat melawan kelompok ekstrimis di Sinai," kata Kerry, setelah bertemu dengan Kepala Liga Arab Nabil al-Arabi dan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi.
Ia pun menyebut reputasi Mesir sebagai pusat budaya dan intelektual dunia Muslim. Sehingga, Mesir memiliki peran penting dalam menghentikan ideologi ISIS.
Sementara itu, Menlu Mesir Sameh Shukri mengatakan hubungan antara ISIS dan kelompok militan lainnya juga harus dilawan.
Dilansir dari BBC, Kerry juga mengatakan telah mendapatkan dukungan dari 10 negara Arab termasuk Arab Saudi dan Qatar. Namun, pada Jumat kemarin ia mengesampingkan keterlibatan Iran dalam koalisi AS.
Jumat lalu, ia mengatakan sangat tidak tepat bagi Iran untuk bergabung dalam koalisi ini. Alasannya, Iran terlibat dalam sejumlah peristiwa di Suriah.
Iran juga mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah. Sedangkan, AS dan sejumlah negara Eropa dan negara-negara Teluk mendukung faksi pemberontak yang melawan rezim Assad.
Kerry mengatakan militernya dan para ahli intelijen berupaya membahas bagaimana tiap negara dalam koalisi akan berperan. Kerry juga telah bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu membahas ISIS.
Turki pun menolak penggunaan pangkalan udaranya untuk melakukan serangan terhadap kelompok ekstrim tersebut. Pasalnya, Turki masih mengkhawatirkan nasib 50 warganya yang menjadi tawanan militan, termasuk staf dari konsulat Turki di Mosul.
Pada Jumat, CIA juga menyatakan ISIS memiliki anggota sebanyak 30 ribu orang di Suriah dan Irak. Presiden AS Barack Obama pun telah membeberkan rencananya untuk memperluas serangannya terhadap kelompok radikal tersebut, termasuk di Suriah.
Ia mengancam akan mengejar para teroris yang mengancam negaranya, dimanapun mereka berada. Sementara itu, Prancis telah memberikan dukungannya kepada militer untuk mengalahkan ISIS. Prancis juga akan menjadi tuan rumah pembicaraan internasional terkait Irak pada Senin.
Sejak kelompok ISIS melakukan berbagai tindakan kejahatan kemanusiaan yang sangat brutal serta merebut sejumlah wilayah di Irak dan Suriah, AS telah melakukan serangan udara sebanyak 150 kali terhadap ISIS.