Ahad 14 Sep 2014 06:31 WIB

Ini Alasan Turki Tolak Gabung dengan AS Perangi ISIS

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Joko Sadewo
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengunjuk rasa di Turki meneriakkan slogan-slogan menentang Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry yang datang ke negara tersebut dan mengajak Turki bergabung dalam perang melawan the Islamis State of Iraq and Syria (ISIS).

Kerry datang bertemu dengan Presiden Recep Tayyib Erdogan untuk mendikusikan kemungkinan kerja sama untuk melawan Negara Islam.

Sejauh ini, 10 negara di Timur Tengah telah menyatakan komitmen bersama dengan rencana Presiden AS Barack Obama untuk melawan kelompok ekstremis ini. Namun, meskipun menjadi sekutu penting di NATO dan memiliki militer kuat, Turki memutuskan menahan diri untuk bergabung.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa Turki tidak akan mengizinkan penggunaan pangkalan udaranya untuk melawan ISIS. Jurnalis the Washington Post, Adam Taylor mencoba menganalisis alasan Turki tidak bergabung dengan AS.

Ada satu faktor besar yang membantu menjelaskan keraguan Ankara, yaitu kehidupan 49 warga negaranya yang menjadi sandera ISIS. Pada Juni lalu, Negara Islam menyerbu konsulat Turki di Mogul, Irak. Pemerintah Turki tidak hanya lelah menghadapi ISIS tapi juga keluarga para korban.

Menurut Al Jazeera, dilansir dari the Washington Post, Sabtu (13/9), Erdogan mengatakan harapannya adalah solusi yang tidak akan menyebabkan kesedihan bagi rakyatnya.  "Tangan dan kaki kami terikat karena para sandera ini," ujar seorang pejabat Turki yang tak ingin disebutkan namanya.

Belitan Turki dengan ISIS lebih dalam dari sekadar sandera ini. Alasan lain adalah Turki berbatasan langsung dengan Suriah, khususnya dengan beberapa kota Turki di selatan. Ini juga yang menjadi kekhawatiran utama Erdogan dimana interaksi dengan Negara Islam akan semakin mudah dan membabi buta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement