REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Media Perancis melaporkan, dinas intelijen Prancis membantu Washington dalam serangan yang menewaskan komandan kelompok bersenjata asal Somalia Al-Shabab. Serangan itu terjadi pada awal September.
Melalui serangan udara, Perancis dan presiden Francois Hollande mendukung dengan intelijen dan koordinasi. Serangan dari AS itu menewaskan Ahmad Godane, komandan kelompok Islam yang bertanggungjawab atas serangkaian serangan mematikan di berbagai daerah di Somalia.
Dilansir AFP, Senin, (15/9), AS memastikan, Godane, merupakan salah satu dari delapan orang buruan teroris dunia. Ia terbunuh dalam serangan drone dan pesawat tempur di selatan Somalia 1 September lalu.
Paris mengatakan Godane bertanggungjawab terhadap penculikan dua agen intelijen Prancis di Somalia pada 2009. Salah satunya, Denis Allex, yang tewas saat pasukan komando berusaha membebaskannya pada Januari 2013.
AFP menulis, beberapa unsur untuk operasi pemburuan Godane, seperti identifikasi akurat atas truk yang ditumpanginya dan jalan yang akan ditempuhnya, dikirim ke Pentagon oleh dinas intelijen luar negeri Prancis. Kelompok Al-Shabab pub bersumpah akan membalas pembunuhan Godane.
Kedutaan AS di Uganda mengatakan, aparat keamanan setempat gagal membekuk sel teroris. Kabarnya, sel teroris yang dimaksud berkaitan dengan kelompok Al-Shabab.