REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pihak berwenang Perancis dan Jerman mengklaim bahwa sekitar 1.000 orang asal Perancis dan Jerman pergi ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok pejuang di sana.
Seperti dilaporkan, Anadolu Agency, Ahad (14/9), Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve kepada media Perancis Le Jounal de Dimanche mengatakan, hampir 350 warga Perancis saat ini masih berada di Timur Tengah yang sedang bergolak. Termasuk 60 wanita di antaranya.
Ia menambahkan, sekitar 390 lebih warga negara Perancis telah pergi untuk menuju atau kembali dari pertempuran di dua negara tersebut. "Sekitar 180 dari mereka telah kembali dari Suriah, sedangkan 170 lainnya baru saja meninggalkan negeri ini dan sekitar 230 lainnya sedang mempersiapkan diri untuk pergi," lanjut Cazeneuve.
Sementara itu, majalan Jerman Der Spiegel melaporkan, pihak keamanan Jerman menyatakan jumlah orang yang diidentifikasi pergi ke Suriah untuk berjuang bersama kelompok-kelompok pejuang seperti Negara Islam (IS). Dan, diperkirakan sudah sekitar 378 orang sejak awal Agustus lalu.
Laporan tersebut menambahkan, sekitar 40 pejuang dari Jerman merupakan perempuan dan 16 dari mereka masih berusia dibawah 18 tahun.
Laporan Perancis dan Jerman ini datang menjelang konferensi internasional mengenai perdamaian dan keamanan di Irak. Pertempuan yang direncakan akan diadakan di Paris telah dijadwalkan. Dimana, keonferensi tersebut akan membahas koordinasi terkait dukungan dalam memerangi kelompok IS.