Selasa 16 Sep 2014 21:13 WIB

Dolar Australia Turun, Petani dan Eksportir Mengaku Senang

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Nilai tukar dolar Australia terhadap mata uang kuat lainnya berada di titik terendah dalam enam bulan terakhir. Kondisi itu justru membuat  para petani dan eksportir hasil pertanian menyambut baik penurunan tersebut.

Dalam sepekan terakhir, nilai dolar Australia turun empat sen, dan berada di titik sekitar 90 sen untuk 1 dolar AS. Karena itu, harga biji-bijian sudah meningkat dan permintaan akan wool dan anggur diperkirakan akan meningkat. Menurut Ron Storey dari Australian Crop Forecasters, harga komoditi pertanian Australia secara umum sudah meningkat.

"Pasar produk biji-bijian dalam beberapa bulan terakhir sebenarnya tidak bagus, dengan begitu banyaknya hasil pertanian dari bumi bagian utara menyebabkan harga turun," katanya, baru-baru ini.

"Sekarang dengan naiknya harga antara $8-10 per ton merupakan kabar baik bagi para petani."

Greg Corra, seorang pengekspor minuman anggur dari Wamboin di dekat Canberra mengatakan dia senang dengan turunnya nilai dolar. "Saya sudah begitu sering mendengar pernyataan bahwa anggur Australia mahal, dan kita melihat banyaknya produk anggur yang masuk ke pasaran yang berasal dari negara-negara di Amerika Selatan," katanya Corra. "Jadi apa yang kami lakukan. Tidak ada, kecuali menunggu sampai keadaan menjadi lebih baik."

Dan sekarang dengan menurunnya nilai dolar, dia memperkirakan akan meningkatnya permintaan minuman anggur asal Australia."Pokoknya untuk transaksi senilai $ 1 juta, turunnya nilai dolar sebesar satu sen, akan berarti $ 10 ribu dolar keuntungan. Jadi setiap sen sangat berarti bagi kami," jelasnya.

Sektor lain seperti produk susu dan daging juga berharap bahwa nilai dolar Australia akan turun, namun para pengeskpor ternak hidup di sini sudah kewalahan dalam melayani permintaan karena cuaca yang lebih dingin dibandingkan biasanya di wilayah utara Australia.

Harga bahan wool menurun dalam enam minggu terakhir, karena kualitas bulu domba yang kurang bagus, namun menurunnya nilai dolar akan memberi dampak positif.

Chris Kelly Direktur Ekspor Wool Merino Australia menyatakan senang dengan jatuhnya nilai dolar Australia.

"Selalu ada selang waktu antara turunnya nilai dolar dengan penjualan langsung. Biasanya selang itu adalah satu atau dua minggu. Namun dengan 75 persen bisnis kami dengan China dibayar dalam US dolar, dampaknya segera akan terasa," kata Kelly.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement