REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 700 warga Afrika dan Timur Tengah diduga tenggelam dalam kecelakaan kapal di Laut Mediterania selama pekan lalu. International Organisation for Migration (IOM) mengatakan, Senin (15/9), angka tersebut menambah jumlah korban di Laut Mediterania menjadi 3 ribu orang.
Pekan lalu di perairan Malta saja sebanyak 500 imigran meninggal setelah kapal mereka ditabrak penyelundup. Hanya sembilan orang berhasil selamat. Korban selamat, yaitu warga Palestina, mengatakan para penyelundup memerintahkan imigran pindah kapal di tengah laut.
Juru bicara IOM Christiane Berthiaume mengatakan para imigran menolak dan terjadilah konfrontasi yang berakhir dengan kapal penyelundup menghantam kapal imigran hingga tenggelam. "Sekitar 500 orang berada dalam kapal, yakni warga Suriah, Palestina, Mesir dan Sudan. Mereka mencoba masuk ke Eropa," ujar dia.
Badan pengungsi PBB UNHCR mengaku mendapat informasi mengenai insiden tersebut, tapi informasinya insiden terjadi pada Jumat kemarin. UNHCR tidak bisa mengonfirmasi penyebab kecelakaan, tapi jumlah korban tewas mencapai 300 orang.
UNHCR sedang mencoba mengonfirmasi lima kecelakaan kapal yang terjadi. "Sedikitnya 500 orang tewas atau hilang selama tiga hari terakhir," kata juru bicara UNHCR Francis Markus.
Markus mengatakan kombinasi beberapa faktor mendorong tindakan mereka. Mereka tidak mampu memasuki negara-negara Afrika Utara dari Libya. Justru, mereka memilih menyeberangi lautan sehingga rentan menjadi korban penyelundupan manusia.
UNHCR mengatakan sekitar 13 ribu orang tiba di Eropa melalui laut tahun ini. Tahun lalu jumlahnya 60 ribu.