REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Para pejuang Palestina menembakkan mortir ke Israel selatan dalam serangan pertama sejak gencatan senjata 26 Agustus. Militer Israel menyatakan serangan itu tidak menimbulkan korban jiwa.
"Untuk pertama kalinya sejak operasi Pelindung Ujung, sebuah mortir ditembakkan dari Gaza menghantam Israel selatan," kata Letnan Kolonel Peter Lerner di Twitter, mengacu pada serangan militer di Gaza, Rabu (17/9).
"Tidak ada kerusakan atau cedera dilaporkan," tambahnya.
Pada Juli, Israel melancarkan operasi dengan tujuan untuk menghentikan serangan roket dari Jalur Gaza. Ternyata diikuti perang 50-hari menewaskan setidaknya 2.143 warga Palestina, hampir 70 persen dari mereka warga sipil, dan 73 orang di pihak Israel.
Para pihak, bekerja melalui mediator Mesir, yang seharusnya mulai berunding di Kairo bulan ini menyetujui versi formal jangka panjang gencatan senjata yang ada.
Sebelumnya, Israel menegaskan bahwa mereka telah menandatangani kesepakatan untuk memfilitasi rekonstruksi wilayah pesisir yang hancur, ditengahi oleh PBB, sekaligus untuk menjaga bahan dari tangan kelompok Hamas.
"Israel telah setuju atas usulan PBB untuk membangun mekanisme rehabilitasi Jalur Gaza di bawah pengawasan dan kontrol PBB," kata departemen kementerian pertahanan untuk urusan sipil di wilayah Palestina.
"Mekanisme akan memfasilitasi kemajuan dalam pembangunan kembali Jalur Gaza, sementara melindungi kepentingan keamanan negara Israel."