REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- PBB, Israel dan Otoritas Palestina mencapai kesepakatan pembangunan kembali wilayah yang dilanda perang Gaza. Kesepakatan ini memungkinkan pekerjaan rekonstruksi dimulai di wilayah Gaza.
Aljazeera melaporkan, kesepakatan dicapai Selasa (16/9). Yaitu setelah laporan Bank Dunia menguraikan prospek ekonomi yang mengerikan bagi warga Palestina setelah perang.
Utusan PBB untuk Timur Tengah Robert Serry mengatakan, kecepakatan untuk bersama-sama membangun Gaza pun akhirnya dicapai.
Perjanjian rekonstruksi yang disponsori PBB bisa membantu mengekang kemerosotan ekonomi Palestina di Gaza. Serry menggambarkan kesepakatan bersifat sementara dan mendesak implementasinya secepatnya.
"Ini harus dibangun dan berjalan tanpa penundaan, sebagai langkah penting dan sinyal harapan bagi rakyat Gaza," ungkapnya.
Serry mengatakan, PBB menengahi kesepakatan untuk menjaga kerja sama tetap di jalurnya. Kesepakatan melibatkan sektor swasta di Gaza dan memberikan peran utama pada Otoritas Palestina dalam upaya rekonstruksi.
Perjanjian juga akan memberikan jaminan keamanan melalui pemantauan PBB. PBB akan menjaga agar bahan-bahan tersebut tak akan dialihkan untuk tujuan lain.
Ungkapan Serry tersebut merujuk pada tuntutan Israel yang khawatir semen dan bahan lainnya akan digunakan untuk membangun bunker atau terowongan Hamas.
Sebelumnya operasi militer yang dilancarkan Israel selama 50 hari di Gaza dan menewaskan sedikitnya 2.100 warga Palestina. Kebanyakan korban merupakan warga sipil, termasuk anak-anak. Sementara di sisi Israel, 66 tentara Israel dan lima warga sipil tewas.