REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan memperkuat pasukannya di Crimea yang dianeksasi dan di Rusia selatan karena krisis yang memburuk di Ukraina dan penambahan pasukan asing dekat daerah itu, kata menteri pertahanan negara itu, Selasa.
Sergei Shoigu dalam satu pertemuan para pejabat tinggi kementerian pertahanan mengatakan kini yang menjadi "prioritas" adalah mengirim satu kelompok pasukan "pertahanan diri" di Crimea, kata laporan kantor-kantor berita Rusia.
Ia mengatakan "situasi di Ukraina sangat buruk dan kehadiran militer asing semakin sangat dekat dengan perbatasan kita".
Shoigu mengatakan "situasi militer dan politik" di Rusia barat daya "mengalami perubahan penting sejak awal tahun ini."
Rusia sangat khawatir menyangkut gerakan NATO ke arah timur dan Presiden Vladimir Putin menuduh Barat memprovokasi krisis di Ukraina untuk "menghidupkan kembali" blok militer itu.
NATO bulan ini setuju membentuk saru pasukan tanggapan cepat ng baru yang akan siap dikerahkan dalam beberapa hari dan juga mempertahankan satu "kehadiran tetap" di negara-negara anggotanya di Eropa Timur.
Putin bulan lalu mengatakan perlu "melaksanakan semua tindakan pertahanan negara secara penuh dan cepat, termasuk di Crimea dan Sevastopol.
Armada Laut Hitam Rusia berpangkalan di Crimea dan Moskow Juli bahwa pihaknya telah mulai memperluas dan memoderisasinya dengan kapal-kapal baru dan kapal-kapal selam.
Putin memerintahkan penganeksasian Crimea dari Ukraina Maret, dengan mengatakan ia berhak untuk mengklaim kembali semenanjung itu yang menjadi milik republik Sovyet Rusia sebe;um tahun 1954.
Pada akhir pekan lalu penduduk Crimea setuju bergabung dengan Rusia di seluruh negari itu dalam pemungutan suara dalam pemilihan lokal pertama sejak pengambilalihan semenanjung itu.
Dalam pemilihan parlemen Ahad untuk wilayah Crimea, partai Rusia Bersatu yang berkuasa meraih lebih dari 70 peesen suara, sementara Partai Demokratik Rusia yang ultra -nasionalis memperoleh suara dibawah 8,5 persen.
Para pengamat pro-Kremlin mengatakan hasil-hasil itu menunjukkan bahwa penduduk Crimea secara tegas mendukung bergabung dengan Rusia.
Amerika Serikat Senin menentang pemungutan suara di Crimea itu sebagai tidak sah.
"Amerika Serikat tidak mengakui keabsahan apa yang disebut peilihan lokal dan regional di Crimea pada 14 Septembee dan tidak akan mengakui hasilnya," kata wakil juru biiara Departemen Luar Negeri Marie Harf kepada wartawan.
"Sikap kami mengenai Crimea tetap tegas: semenanjung itu tetap bagian integral Ukraina," katanya.