Rabu 17 Sep 2014 21:32 WIB

Jual Produk Bermasalah, Raksasa Retail Australia Diseret ke Pengadilan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah satu supermarket besar di Australia Woolworth diajukan ke meja hijau karena masalah keamanan produk yang dijualnya. Mulai dari penggorengan berkualitas buruk, kursi yang kekuatan bebannya tidak sesuai label, hingga produk pembersih saluran air yang tidak aman.

Komisi Persaingan Usaha dan Perlindungan Konsumen Australia (ACCC) melaporkan Supermarket Woolworths ke Pengadilan Federal atas tuduhan supermarket itu telah gagal melaporkan sejumlah masalah terkait  keamanan produk secara memadai dan lambat untuk melakukan penarikan produk bermasalah tersebut.

"Konsumen berhak mengharapkan produk yang mereka beli dari toko adalah produk yang aman digunakan, oleh karena itu pengecer seharusnya bertindak cepat ketika mengetahui ada produk yang terindentifikasi cacat demi untuk menghindari potensi kerugian lebih lanjut di pihak  konsumen," kata Ketua ACCC Rod Sims, baru-baru ini.

Menurut undang-undang konsumen Australia, Woolworths diwajibkan menuliskan laporan jika mereka menemukan ada potensi cedera serius atau penyakit yang mungkin disebabkan oleh salah satu dari produk mereka. ACCC menuduh Woolworths gagal melakukan kewajiban menuliskan laporan tersebut. Di antara produk yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah 3 jenis produk rumah tangga buatan Woolworth.

Yaitu penggorengan besi stainless berukuran 3 liter, cairan pembersih saluran air ukuran 1 liter dan korek api. ACCC menuding dengan memperjualbelikan produk-produk tersebut, Woolworth telah mengklaim barang itu aman digunakan, padahal tidak.

ACCC  juga menuding dalam dua insiden berbeda, dua orang konsumen Woolworth terpaksa dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar serius setelah gagang penggorengan itu patah dan mereka terpecik minyak panas.

Kuasa hukum menuduh wooldorth tidak melakukan penarikan produk itu dengan segera.

Dari dokumen tuntutan yang diajukan ke pengadilan juga disebutkan konsumen juga mengalami pendarahan dibagian hidung, matanya terbakar, kening dan hidungnya juga luka ketika tidak sengaja menjatuhkan satu botol berisi cairan pembersih saluran dan terpercik ke wajahnya.

Sementara konsumen lainnya mengalami luka-luka ditubuhnya ketika menjatuhkan sebotol cairan pembersih saluran air di toko dan terumpah ke kakinya. Dua konsumen lainnya juga ikut terkena luka bakar karena produk serupa dalam insiden terpisah.

ACCC juga menuding Woolworths telah membuat label yang menipu mengenai kemampuan daya tahan beban untuk dua model produk bangku mereka.

Dikatakan kedua produk itu kedapatan tidak bisa menampung beban sesuai yang tertera pada label kemasan.

Seluruh produk bermasalah itu sudah ditarik oleh Woolworths. Konsumen bisa bisa mengetahui lebih lanjut mengenai produk-produk bermasalah dari laman internet supermarket tersebut. Jika konsumen masih memiliki produk bermasalah itu diharapkan mengembalikan secepatnya dan akan mendapatkan uang pengganit.

Dalam pernyataannya yang dikirimkan ke ABC, pihak supermarket Woolworth mengatakan semua produk bermasalah akan dievaluasi. "Ini merupakan masalah serius dan kita akan mengevalasi setiap klaim secara teliti dan memberikan respon yang tepat sesuai kebutuhan," demikian pernyataan itu.

Supermarket Woolworth juga mengaku perusahannya terus melakukan perbaikan, sejak beberapa tahun terakhir pihaknya terus melakukan tambahan karyawan untuk memperkuat tim yang memastikan kualitas produk-produk mereka. "Kami sudah menambah sebanyak 80 orang karyawan dan pakar global yang sangat ahli dibidangnya, begitu juga dengan menginvestasikan sistem kapital penting dan meningkatkan proses pengecekan barang. Kami memiliki sistem yang sangat bagus dan pemrosesan langsung untuk mengelola keamanan produk," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement