REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Duta Besar RI untuk Aljazair Ahmad Naim Salim wafat di Aljier, ibu kota Aljazair, Rabu (17/9) dini hari waktu setempat dalam usia 47 tahun.
"Semasa bertugas di Al Jazair, Pak Dubes Naim aktif melancarkan diplomasi yang menitikberatkan pada kerja sama ekonomi RI-Aljazair," kata Kepada Fungsi Politik merangkap Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Aljazair, Iskandar Abdullah, yang dihubungi Antara dari Kairo, Rabu (17/9).
"Kinerja Pak Dubes Naim dalam upaya meningkatkan kerja sama bilateral berbagai bidang antara kedua negara sangat baik, tapi yang menonjol adalah mendorong peningkatan hubungan ekonomi," paparnya.
Peningkatkan kerja sama bilateral itu ditandai dengan saling kunjung antar pengusaha dan pejabat kedua negara, termasuk kunjungan Ketua DPR Marzuki Alie ke Aljazair pada 2013, katanya.
Munurut Iskandar, Dubes Naim dirawat di rumah sakit di Ajier, ibu kota Aljazair, sejak hari Sabtu (13/9) akibat pecah pembulu darah, dan wafat pada hari Rabu dini hari, pukul 01,05 waktu setempat.
Ahmad Naim yang merupakan tokoh Nahdhatul Ulama (NU) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bertugas di Aljazair sejak Januari 2012.
Tokoh kelahiran Jepara, Jawa Tengah, itu meninggalkan seorang istri, Maesaroh Toha, dan dua orang anak, Anindya Ginva Amalia dan Muhammad Abdullah Aufa Al Ghifari.
Jenazah almarhum akan diterbangkan ke Indonesia untuk dikuburkan di tanah kelahirannya di Jawa Tengah.
"Proses pemberangkatan jenazah sedang berjalan, dan direncanakan diterbangkan ke TAnah Air besok, Kamis," kata Iskandar.
Niam Salim adalah alumni Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Kudus, dan tamat dari IAIN (kini UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada 1989.
Di bidang organisasi, Naim pernah mengetuai DPD KNPI Jawa Tengah pada 1991-1996 dan Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jateng tahun 1996.
Sekretaris Pribadi Dubes Ahmad Naim, Bukhori Sail, mengenang almarhum sebagai tokoh bersahaja dan murah hati untuk sesama.