REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas Palestina dan Israel telah capai kesepakatan dalam rekontruksi Gaza, pasca berakhirnya 51 hari pertempuran berdarah di Jalur Gaza. Kesepakatan ini memungkinkan untuk memulai pekerjaan rekontruksi di Jalur Gaza dengan pengawasan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
//Reuters// melaporkan, utusan PBB Timur Tengah Robert Serry mengatakan, PBB akan melakukan pengawasan terhadap bahan bangunan yang digunakan untuk merekontruksi Jalur Gaza. Pengumuman kesepaktan itu diumumkan secara resmi oleh Dewan Keamanan PBB.
Dimana perjanjian tersebut dapat membantu mengekang kemerosotan perekonomian Palestina. Dan, menopang dukungan AS terhadap Presiden Mahmoud Abbas di Gaza, yang sejak 2007 lalu dikuasai oleh gerakan Islam Hamas yang dijauhi oleh Barat.
Serry mengatakan, perjanjian tersebut ditengahi oleh PBB yang bertujuan untuk mengaktifkan pekerjaan terhadap skala yang dibutuhkan di Jalur Gaza. Dimana akan melibatkan sektor swasta di Gaza dan memberikan peran urama kepada Otoritas Palestina (PA) dalam upaya rekontruksi.
Perjanjian tersebut memberikan jaminan keamanan melalui pengawasan dari PBB. Yang mana menjamin bahan-bahan material untuk rekontruksi tidak akan dialih fungsikan selain untuk kepentingan sipil.
"Hal ini mengacu pada tuntutan Israel yang khawatir bahan-bahan material seperti semen dan lainnya digunakan untuk membangun bunker komando Hamas dan terowongan teror di daerah perbatasan," lanjutnya.
Pertempuran berdarah antara pejuang Palestina dan Zionis Israel berakhir pada akhir bulan lalu. Dimana telah meninggalkan kehancuran yang luas di Jalur yang teblokade selama bertahun-tahun dan tempat berlindungnya 1,8 juta orang.