Kamis 18 Sep 2014 00:18 WIB

Muslim Skotlandia Beda Pendapat Soal Kemerdekaan

Muslim Skotlandia
Foto: onislam.net
Muslim Skotlandia

REPUBLIKA.CO.ID,  EDINBURGH -- Pada Kamis (18/9), rakyat Skotlandia akan menentukan satu pilihan penting. Apakah tetap menjadi bagian dari Inggris Raya atau menjadi negara merdeka dan berdaulat. Komunitas Muslim Skotlandia siap menentukan pilihannya.

Dari jajak pendapat melalui sambungan telepon, sebagian besar Muslim Skotlandia cenderung mengatakan ya.

Jajak pendapat lain, yang dipublikasikan Stasiun Radio Awaz FM juga menggambarkan sikap serupa. Sekitar 64 persen, yang sebagian besar Muslim menyatakan memilih merdeka.

Tasmina Ahmed-Sheikh, seorang pengacara dari Glasgow menyatakan Skotlandia perlu mengurusi masalah isu luar negeri dan imigrasi secara mandiri, Menurutnya, kemerdekaan Skotlandia akan memungkinkan penutupan penahanan imigrasi di Dungavel.

"Muslim Skotlandia memiliki suara dan itu penting. Bagi siapa pun yang masih ragu-ragu, suara mereka harus ya, "katanya seperti dilansir Alarabiya.net, Kamis (18/9).

Ahmed-Sheikh mengatakan suara komunitas Muslim cenderung pada keinginan menjadi negara merdeka. Pasalnya, komunitas Muslim tak mengharapkan Skotlandia ambil bagian dalam perang ilegal, menyebut perang di Irak, Afganistan dan negara Timur Tengah lainnya.

Nighet Riaz, fasilitator utama untuk kampanye kemerdekaan etnis Asia di Skotlandia, mengatakan memilih kemerdekaan akan menjadikan Skotlandia tumpuan harapan di seluruh dunia. Skotlandia dikenal sebagai bangsa pecinta damai. "Ini bukan berarti kami anti-Inggris, tapi ini evolusi alami Skotlandia," ucapnya.

Mohammed Shahzad, warga Muslim Skotlandia lain menyatakan Skotlandia sangat ramah terhadap budaya dan negara lain. Termasuk, menerima komunitas Muslim.

Shahzad percaya bahwa beberapa tahun pertama kemerdekaan akan sulit. Namun, ketakutan sebenarnya merupakan "reaksi negatif" jika suara mayoritas untuk tetap di Inggris,

Memang, tidak semua warga Muslim Skotlandia memilih ya. Sebagian lainnya, menyatakan kemerdekaan Skotlandia hanya akan membuat pemotongan anggaran yang berdampak pada penurunan beasiswa dan pengobatan gratis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement