REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Polisi Tunisia menewaskan gerilyawan Islam dalam bentrokan di dekat perbatasan Aljazair, katam Kementerian Dalam Negeri Rabu, setelah pemerintah menaikkan tingkat siaga keamanan sebelum pemilihan umum bulan depan.
Sejak April, ribuan tentara telah dikerahkan di wilayah pegunungan Chaambi, Tunisia di perbatasan dengan Aljazair, di mana pejuang Islam - beberapa dari mereka terkait dengan
Al Qaida - telah mengungsi.
"Unit Keamanan dan tentara membunuh teroris serta melukai lainnya Selasa malam dalam bentrokan di kota Kasserine," kata Mohamed Ali Aroui, seorang juru bicara kementerian dalam negeri.
Aroui mengatakan, pasukan keamanan terus mengejar gerilyawan di Kasserine, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Perdana Menteri Mehdi Jomaa mengatakan Selasa bahwa pasukan keamanan Tunisia meningkatkan keamanan di seluruh negara Afrika Utara itu dengan fokus khusus pemantauan penyelundupan senjata di wilayah perbatasan dan kelompok-kelompok Islam.
Menteri Dalam Negeri Lotfi Ben Jedou bulan lalu memperingatkan ancaman militan untuk mengganggu pemilu dan menggagalkan kemajuan demokrasi negara itu.
Sejak pemberontakan 2011, Tunisia telah bergerak maju ke arah demokrasi penuh dan dipandang sebagai model bagi wilayah.
Tunisia melakukan pemilihan parlemen pertama penuh pada 26 Oktober, setelah mengadopsi konstitusi baru tahun ini.
Setidaknya 15 tentara tewas dalam serangan terhadap pos pemeriksaan di daerah perbatasan pada Juli. Seorang deputi transisi di parlemen Tunisia selamat dari upaya pembunuhan di Kasserine pada 1 September.