REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mewabahnya virus Ebola dapat berdampak pada perekonomian di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Pernyataan ini disampaikan oleh Bank Dunia.
Kelompok itu mengatakan dampak perekonomian akibat virus ini dapat meningkat hingga delapan kali lipat dan telah menggoyang negara-negara tersebut. Meskipun begitu, lanjutnya, kerugian tersebut dapat diminimalisir jika epidemik ini segera dihentikan.
Pengamat Bank Dunia mengatakan negara-negara Afrika Barat dapat mengalami kerugian hingga milyaran dolar hingga akhir tahun depan jika virus ini masih menyebar. Menurut skenario terburuk pemberi pinjaman pembangunan dunia, pertumbuhan perekonomian tahun depan dapat menurun hingga 2.3 persen di Guinea.
Sedangkan di Sierra Leone, pertumbuhan ekonomi berkurang hingga 8.9 persen dan di Liberia akan mengalami dampak terbesar dengan pertumbuhan ekonomi yang berkurang hingga 11.7 persen.
Sejauh ini, Ebola dilaporkan telah menewaskan 2.461 warga di Afrika Barat. Presiden AS Barack Obama juga telah memperingatkan wabah ini dapat menjadi ancaman keamanan dunia. Ia juga menyatakan peran AS dalam menghentikan virus ini lebih besar.
Obama juga akan mengerahkan 3 ribu pasukan AS ke wilayah tersebut serta membangun fasilitas kesehatan baru. Dewan Keamanan PBB pun menggelar rapat darurat pada Kamis membahas epidemik ini.
Diperkirakan mereka akan meloloskan resolusi meminta agar dunia internasional turut segera merespon kondisi ini. Mereka juga mendesak negara-negara anggota untuk mengirimkan staf medis dan rumah sakitnya.