REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Militer Pakistan Rabu mengatakan menewaskan 40 gerilyawan dan menghancurkan lima tempat persembunyian mereka dalam serangan udara terbaru sebagai bagian dari serangan besar terhadap Taliban di barat laut.
Pakistan mulai menekan setelah lama ditunggu-tunggu untuk melenyapkan benteng mereka dari Kabupaten Wazirisitan Utara, di perbatasan Afghanistan, pada Juni setelah serangan berdarah di Bandara di Karachi yang akhirnya menenggelamkan perundingan perdamaian yang goyah dengan pemberontak.
Satu pernyataan militer mengatakan bahwa "dalam serangan udara yang tepat", lima tempat persembunyian dan pembuangan amunisi dihancurkan dan empat puluh gerilyawan termasuk orang asing tewas di Desa Nawe Kili dan Zaram Asar, utara Dattakhel di Waziristan Utara.
Zona konflik terlarang kepada wartawan, sehingga tidak ada cara untuk memverifikasi secara independen jumlah dan identitas mereka yang tewas.
Kementerian luar negeri Pakistan Rabu mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan "protes keras" kepada Afghanistan setelah gerilyawan melancarkan serangan terhadap pasukan Pakistan dari sisi perbatasan Afghanistan di Waziristan Utara pada Selasa, di mana empat tentara Pakistan tewas.
"Antara 90-100 teroris memasuki wilayah Pakistan pada 16 September 2014 dari tempat-tempat suci yang baru didirikan di seberang perbatasan kota Khost, Afghanistan, di seberang Waziristan Utara, "katanya.
"Serangan itu berhasil dipukul mundur oleh pasukan militer Pakistan, menimbulkan korban para teroris yang melarikan diri kembali ke Afghanistan, meninggalkang tiga mayat," kata kementerian itu.
Pakistan juga menyampaikan "keprihatinan serius" kepada pihak berwenang Afghanistan atas berdirinya tempat persembunyian militan di Provinsi Khost dan Paktika, Afghanistan, baru-baru ini, tambahnya.
Serangan udara, artileri, mortir dan pasukan darat semuanya telah digunakan untuk merebut kembali wilayah di Waziristan Utara, yang telah menjadi surga bagi para pejuang Pakistan Tehreek-e-Taliban (TTP) dan kelompok-kelompok gerilyawan lainnya.
Daerah suku semi-otonomi di perbatasan Afghanistan itu telah selama bertahun-tahun menjadi tempat persembunyian para pejuang Islam dari semua garis - termasuk Al-Qaida dan TTP serta para pejuang asing seperti dari Uzbek dan Uighur.
Washington menekan Islamabad selama bertahun-tahun untuk mengambil tindakan keras menghapus suaka di Waziristan Utara itu, yang militan telah gunakan untuk meluncurkan serangan terhadap Pasukan NATO di Afghanistan.
Militer Pakistan mengatakan telah menewaskan lebih dari seribu gerilyawan dan kehilangan 86 tentara sejak awal operasi.