REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Persatuan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) menyesalkan terus berulangnya masalah pengelolaan beasiswa bagi para mahasiswa Indonesia di luar negeri. Pengelolaan dana bea siswa itu ditangani Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.
Sehari sebelumnya, PPIA sudah mengeluarkan petisi atas nama Masyarakat Sipil Peduli Beasiswa mengenai masih banyaknya masalah menyangkut pengelolaan beasiswa tersebut. Australia merupakan tujuan terbesar mahasiswa Indonesia yang dibiayai oleh Dikti, selain Jepang dan Inggris Raya.
Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Ketua Umum PPIA 2014-2015 Ahmad Almaududy Amri dan Wakil Ketua Umum Muhammad Taufan, PPIA mengatakan bahwa terus berulangnya masalah yang dihadapi pelajar Indonesia yang menempuh studi di Australia dengan beasiswa Dikti telah menimbulkan berbagai hal buruk.
"Hal tersebut dapat merusak citra bangsa Indonesia itu sendiri, khususnya di dalam upaya pemajuan peningkatan kualitas manusia Indonesia yang unggul di dalam menjawab tantangan abad-21." tulis pernyataan PPIA ini, Kamis (18/9).
"Juga hal tersebut dapat merusak kepercayaan dunia pendidikan di Australia terhadap pemerintah Indonesia di dalam upaya bersama mencapai tujuan Millenium Development Goals, yaitu peningkatan pendidikan sebagai salah satu sarana untuk memajukan pembangunan berkesinambungan dan pemberantasan kemiskinan global."
"Selain itu, juga dapat mengganggu tujuan awal program pendidikan S2 dan S3 pelajar Indonesia di Australia, yaitu untuk dapat mengembangkan potensi sesuai dengan minat dan bidang setiap individu pelajar Indonesia yang kelak diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap pembangunan Indonesia secara menyeluruh." lanjut pernyataan PPIA yang diterima oleh ABC Internasional.
Oleh karena itu, PPIA akan membawa masalah ini dalam forum Simposium Internasional PPI Dunia yang akan diadakan pada tanggal 20-23 September 2014 di Tokyo, Jepang.