Kamis 18 Sep 2014 20:39 WIB

Katak ini Terancam Punah Karena Penyakit Jamur Kulit

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.DO.ID, MELBOUNE -- Pegiat konservasi di Ibu Kota Australia, Canberra, berusaha menyelamatkan katak Northern Corroboree dari kepunahan dengan melepaskan sekitar 300 berudu atau kecebong di kawasan Brindabella Range di utara kota tersebut. Pelepasan ratusan berudu itu merupakan bagian dari proyek konservasi oleh Kebun Binatang Taronga di Sydney dengan Cagar Alam Tidbinbilla.

Tujuan pelepasan berudu ini guna meningkatkan populasi katak tersebut yang saat ini terus menyusut setelah terdampak penyakit jamur.

Katak Northern Corroboree hidup di kawasan pegunungan yang terletak di perbatasan antara New South Wales dan ACT (negara bagian ibu kota). Katak ini mudah dikenali karena memiliki cipratan warna terang mencolok di tubuhnya yang berukuran kecil dan berwana gelap.

Penjaga di Kebun Binatang Taronga, Michael McFadden mengatakan diperkirakan saat ini populasi katak Northern Coroboree di alam liar sangat kecil. "Hanya ada sekitar 100 ekor saja," katanya, belum lama ini.

"Tentu saja, sebanyak 293 berudu atau kecebong katak yang dilepaskan hany sebagian saja yang nantinya bisa bertahan hingga dewasa, semoga dalam kurun waktu 4 - 5 tahun mendatang kita bisa kembali melihat berudu-berudu yang dilepaskan hari ini dan mereka akan berkembang biak," tambahnya lagi.

McFadden mengatakan tim konservasi ini berharap pelepasan katak ini ke alam liar akan mampu memperbesar basis genetika dan membantu populasi katak ini dalam melawan penyakit jamur chytrid yang menyerang spesies katak ini.

Jamur yang mematikan ini menyerang bagian kulit katak dan membuat katak tidak bisa menyerap air dan garam yang penting bagi katak. "Jadi mudah-mudahan jika kita dapat meningkatkan jumlahnya dan hanya dengan menjaga populasinya dalam jumlah yang cukup, mereka dapat menjadi kebal terhadap penyakit itu dan menjadi resisten terhadap penyakit ini dalam sejumlah tingkatan," kata McFadden.

"Sejauh ini, di Australia jamur ini sudah memusnahkan lima atau enam spesies satwa lain, dan di seluruh dunia mungkin sudah menyebabkan kepunahan sekitar 100 spesies."

Ada rencana untuk merilis beberapa katak yang telah dibesarkan di penangkaran dalam waktu beberapa bulan. Sebanyak 780 berudu dan telur sebelumnya telah dilepasliarkan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement