Jumat 19 Sep 2014 13:48 WIB

Polisi Federal Australia Ambil Alih Keamanan Gedung Parlemen

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBBOURNE -- Keamanan di Parliament House, yang menjadi markas utama pemerintahan Australia telah ditingkatkan. Langkah ini dilakukan menyusul adanya kecurigaan akan adanya penyerangan oleh jaringan kelompok teroris. Kini Kepolisian Federal Australia (AFP) mengambil alih keamanan Gedung Parlemen.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan satuan Kepolisian Federal Australia mengambil alih keamanan Gedung Parlemen di Canberra. Hal ini dilakukan menyusul kemungkinan menjadi sasaran serangan teroris. "Telah ada percakapan diantara jaringan kelompok teroris untuk menyerang pemerintah dan Gedung Parlemen Australia yang disebutkan secara khusus," ujar Abbott kepada program ABC, AM, baru-baru ini.

"Karenanya, dalam sepekan terakhir telah ada peninjauan ulang soal keamanan di Parlemen," tambahnya.

Abbott juga menjelaskan telah adanya investigasi mengenai kecurigaan serangan ini. "Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa pemerintah Australia, semua pemerintah di Australia, pastinya akan melakukan segala hal agar menjaga komunitas kita tetap aman," tegas Abbott.

Keamanan Gedung Parlemen ditingkatkan dengan satuan AFP  (Foto: Simon Cullen)

Jaksa Agung Australia, George Brandis mengatakan pihak intelijen percaya kalau serangan bisa saja terjadi segera, jika tidak dilakukan operasi anti-teror.

Operasi anti teror digelar hari Kamis (18/09) di sejumlah kawasan di kota Sydney dan Australia dengan melibatkan 800 anggota kepolisian. Dalam operasi itu dilakukan penggerebekan dan penggeledahan ke sejumlah rumah dan mobil yang diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam. "Jika tidak dilakukan [operasi anti-teror], [serangan] bisa saja terjadi dalam beberapa hari," ujarnya.

Abbott juga mengatakan "mengalami kesulitan" baginya untuk melanjutkan perjalanan ke Arnhem Land, Kawasan Utara Australia. Tadinya ia sedang berada disana untuk melakukan kerja di kawasan bumiputera Australia.

Abbott terpaksa menyingkat kunjungannya ke Arnhem Land karena melepas tentara Australia yang dikirim ke Timur Tenggah untuk bergabung bersama misi internasional penumpasan kelimpok yang menamakan dirinya Negara Islam di Irak.

Kunjungannya di Kawasan Utara juga dibatalkan karena Abbott menggelar pertemuan dengan Komite Kemanan Nasional Australia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement