REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan (DK) PBB mengumumkan epidemi ebola di Afrika Barat sebagai ancaman perdamaian dan keamanan internasional, Kamis (18/9). DK PBB juga meminta seluruh negara menyediakan sumber daya darurat dan bantuan yang diperlukan untuk mengatasi krisis.
DK dengan suara bulat mengesahkan resolusi yang meminta negara-negara mencabut larangan perjalanan dan membatasi warga menyeberang perbatasan.Berbagai larangan tersebut justru mengisolasi negara terdampak epidemi dan memperlambat respon mereka untuk menangani krisis.
"Ebola adalah masalah kita semua. Kita tidak bisa lagi menunda. Kita membayar tinggi atas kelambanan ini. Kita harus mengatasi epidemi dan menghadapinya dengan semua energi dan kekuatan kita," ujar Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, dikutip dari MSNBC, Kamis.
Ban menambahkan situasi epidemi saat ini kritis dan memerlukan tindakan darurat medis setingkat internasional. Dia mengatakan konferensi tingkat tinggi Majelis Umum untuk membicarakan ebola dijadwalkan berlangsung pekan depan.
Resolusi 2177 tersebut meminta negara-negara menyediakan bantuan darurat, termasuk memberi bantuan medis, seperti rumah sakit lapangan dan menyediakan dukungan ambulans udara.
"Daripada mengisolasi negara-negara terdampak, kita bisa membanjiri mereka dengan sumber daya yang dibutuhkan," kata Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power.
Resolusi ini merupakan resolusi ketiga mengenai krisis kesehatan publik yang diimplementasikan oleh dewan. Pada 2000 dan 2011 DK PBB mengadopsi langkah-lagkah untuk mengatasi epidemi HIV/AIDS.
Dikutip dari BBC, menurut para ahli kesehatan, perlu upaya mengatasi ebola 20 kali lipat lebih besar dari saat ini. PBB berharap epidemi ebola bisa dihentikan dalam enam hingga sembilan bulan mendatang.
"Ini seperti tantangan damai terbesar yang pernah dihadapi PBB," kata Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan.
Selasa lalu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan akan mengirim 3.000 tentara ke Afrika Barat. Dia mengatakan ebola adalah ancaman global dan memerlukan respons global pula.