REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY--Khawatir dengan meluasnya kelompok radikal Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), pemerintah Australia melakukan pemeriksaan dan penggerebekan terbesar.
Dikabarkan oleh Arab News, operasi terbesar ini dilakukan di Sydney dan Brisbane dengan mengerahkan lebih dari 800 petugas keamanan yang bekerja pada sekitar 25 surat perintah penggeledahan.
Hingga saat ini, dilaporkan satu orang telah ditangkap dengan dakwaan terkait pelanggaran yang berkaitan dengan terorisme serius. Setidaknya satu senjata telah disita bersamaan dengan sebilah pedang tajam. Diketahui pria ini bernama Omarjan Azari berusia 22 tahun dan langsung dibawa ke pengadilan Sydney.
"Tingkat yang tidak biasa ke fanatisme," jelas Jaksa Michael Allnutt berkomentar tentang tindakan Azari, Jumat (19/9).
Dalam dakwaannya itu, pihak pengadilan mengatakan, senjata yang dimiliknya itu untuk merencanakan aksi terorisme dan digunakan untuk mengancam dan menakut-nakuti masyarakat lainnya.
Pengadilan berhasil mengetahui bahwa sebelum Azari ditangkap. Ia telah duhubungi oleh anggota senior ISIS asal Australia, Mohammad Baryalei ,seorang pria kelahiran Afghanistan yang menjadi warga negara Australia.
Kekejaman yang akan dilakukan tersangka, menurut pengadilan, secara acak memilih target dan mengeksekusinya. Lalu, perbuatan itu direkam kamera kemudian disebarkan.