REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURG -- Skotlandia akhirnya gagal menjadi negara merdeka setelah dalam pemungutan suara, mayoritas warganya menginginkan tetap menjadi bagian dari Inggris Raya.
Kantor berita BBC menyebutkan, dari hasil penghitungan suara yang dilakukan, dari total 84,48 suara, sebanyak 55 persen atau 1.914.187 pemilih menyatakan “TIDAK” dan 45 persen atau 1.539.920 pemilih menyatakan “YA”. Artinya lebih dari 50 persen yang memilih Skotlandia tetap menjadi bagian dari Inggris Raya.
Perhitungan suara berlangsung sepanjang malam waktu setempat, dan hasil nasional akan diputuskan pada Jumat (19/9) pagi, waktu setempat atau sekitar pukul 12.30 WIB.
Pemungutan suara dilakukan di 32 daerah di Skotlandia. Kota Glasgow yang merupakan daerah dewan terbesar Skotlandia dan kota terbesar ketiga di Inggris, memilih mendukung kemerdekaan. Suara yang mendukung merdeka sebanyak 194.779. Sementara yang menolak sebesar 169.347 suara.
selain Kota Glasgow, daerah lain yang memenangkan pilihan untuk merdeka adalah Dundee, West Dunbartonshire dan North lanarkshire .
Sementara di ibu kota Skotlandia, Edinburg, mayoritas warganya menolak kemerdekaan. Tercatat 194.683 orang yang menolak merdeka, sementara yang mendukung kemerdekaan 123.927 suara. Begitu juga dengan warga kota Aberdeen yang memilih “TIDAK”, dengan selisih lebih dari 20.000 orang.
Dengan hasil referendum ini, pemimpin nasionalis Skotlandia Alex Salmond, telah menyatakan Skotlandia telah memutuskan untuk tidak menjadi negara merdeka. Ia menerima kekalahan tersebut. “Saya menerima hasil ini dan saya meminta semua warga Skotlandia untuk mengikuti dan menerima hasil demokratis ini” kata dia, Jumat (19/9).
Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini