REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Mempromosikan layanan kesehatan tidak harus selalu diberikan dengan pendekatan yang resmi, sebaliknya pendekatan yang lebih santai ternyata jauh lebih efektif. Sebuah organisasi layanan kesehatan di Hobart, Australia merangkul kelompok warga sasarannya yakni remaja dengan cara menggelar acara santap siang gratis .
Hari Rabu selalu menjadi hari yang sibuk bagi para relawan di Link Youth Health Service di Hobart. Karena pada hari Rabu mereka menyediakan makanan gratis bagi siapa saja yang datang ke markas mereka.
David Perez, CEO Link in Hobart mengatakan menawarkan makan siang gratis memberikan kesempatan bagi para pekerja layanan kesehatan di lembaganya untuk bisa berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya dengan lebih santai. "Kegiatan ini ternyata mampu mengubah dinamika dalam pelayanan yang kami berikan, dan bahkan kegiatan ini juga memberikan kemampuan bagi kami untuk mengundang anak-anak muda untuk datang menyantap makanan bersama dan berbagi cerita."
"Jika Anda ingin memiliki percakapan yang lebih mendalam, atau Anda ingin berbicara mengenai hal-hal yang bersifat pribadi maka Anda bisa berbicara dengan petugas kami di sini," katanya, baru-baru ini.
Lembaga ini memberikan serangkaian layanan bagi warga berusia dibawah 26 tahun, termasuk akses ke sejumlah praktisi kedokteran dan pekerja kesehatan remaja, dan juga sejumlah layanan praktis mulai dari fasilitas mesin cuci pakaian dan mandi gratis.
Makan siang gratis ini lahir dari gagasan memasak untuk 10 orang senilai 10 dolar, Perez menilai ide sederhana ini ternyata sangat penting bagi warga. "Fasilitas makan siang gratis ini penting karena kita semua perlu makanm dan biaya hidup di Tasmania saat ini sangat tinggi dibandingkan pendapatan kita," katanya.
"Sebagai bagian dari masyarakat kita berusaha agar tidak ada warga yang kelaparan dikala kita banyak membuang makanan, jadi itu prinsip dasarnya," katanya lagi.
Tidak berapa lama Perez menyampaikan pendapatnya tersebut, datang dua orang mahasiswa yang juga mengalami kesulitan keuangan, dua mahasiswa itu masuk dan mengambil sejumlah buah serta sayuran dari rak makanan gratis yang ditawarkan. "Sebagai mahasiswa, saya tidak punya banyak waktu, keuangan terbatas, sehingga kegiatan ini sangat membantu kami," tutur Celeste McFarlane.
Temannya sepakat dengan pendapatnya dan mengatakan, " Kegiatan ini sangat baik, karena ketika kita butuh sesuatu, misalnya saya bisa makan roti berkualitas baik disini, daripada hanya membeli roti murah seharga 2 dolar yang belum tentu kualitasnya baik,'
Perez mengaku banyak yang bisa dipelajari dengan memperhatikan beragam orang yang mendatangi kantor organisasinya, misalnya ada banyak juga mahasiswa sekolah swasta yang datang. "Fakta inimenunjukan kalau anak-anak muda tidak menggunakan fasilitas layanan kesehatan yang sama dengan yang digunakan orang tua atau keluarga mereka," ujarnya.
Seorang ibu Judy Robertson yang hari itu datang mengaku sangat mengapresiasi kegiatan di fasilitas tersebut. "Menurut saya penting bagi remaja untuk memiliki tempat yang bisa mereka datangi," katanya.
Perez mengatakan kegiatan makan siang gratis ini bukan lagi menjadi kegiatan sampingan di organisasinya, tapi sudah menjadi bagian integral dari pelayanan yang dilakukan organisasinya.