Senin 22 Sep 2014 06:30 WIB

Kapal Fregat Tiongkok Berlabuh di Iran. Ada Apa?

Penggemar sepak bola Iran ambil bagian dalam upacara perpisahan untuk tim sepak bola nasional Iran sebelum keberangkatan mereka ke Brasil untuk bermain di Piala Dunia FIFA 2014, di Teheran, Iran, Senin (2/6).   (EPA/Abedin Taherkenareh).
Foto: EPA/Abedin Taherkenareh
Penggemar sepak bola Iran ambil bagian dalam upacara perpisahan untuk tim sepak bola nasional Iran sebelum keberangkatan mereka ke Brasil untuk bermain di Piala Dunia FIFA 2014, di Teheran, Iran, Senin (2/6). (EPA/Abedin Taherkenareh).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dua kapal fregat Tiongkok tiba di Pelabuhan Teluk Iran Bandar Abbas, dalam kunjungan belum pernah terjadi sebelumnya dan membuktikan pemulihan hubungan baru antara kedua negara, kata media Iran Ahad.

Empat hari kunjungan tersebut adalah pertama kalinya kapal angkatan laut Tiongkok telah berlabuh di pelabuhan di republik Islam itu, di seberang Teluk Bahrain di mana Armada Kelima Amerika Serikat berpangkalan.

Kedua angkatan laut itu akan menggelar pelatihan pencarian dan penyelamatan bersama dan pelatihan kecelakaan maritim, menurut Laksamana Hossein Azad, seorang komandan senior angkatan laut Iran, seperti dikutip media.

Angkatan Laut Iran telah meningkatkan kehadirannya di arena internasional selama beberapa tahun terakhir, khususnya untuk membantu menjaga kapal-kapal komersial di Teluk Aden terhadap

serangan bajak laut.

Kapal-kapal angkatan laut Iran juga telah berlabuh di pelabuhan-pelabuhan Tiongkok di masa lalu.

Iran dan Tiongkok telah meningkatkan perdagangan dan hubungan ekonomi pada beberapa tahun terakhir.

Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar bagi Iran.

Perdagangan antara mereka tahun ini diperkirakan akan melebihi 45 miliar dolar AS meskipun terdapat sanksi ekonomi dan perbankan terhadap Iran karena program nuklirnya yang kontroversial.

Tiongkok adalah salah satu bagian dari kelompok yang disebut P5+1 (yang terdiri anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Prancis, Inggris ditambah Jerman) melakukan perundingan-perundingan dengan Teheran dengan harapan mengakhiri krisis lebih dari satu dekade berkaitan dengan isu nuklir itu.

Negara-negara Barat mencurigai Iran membuat senjata nuklir di balik program nuklirnya, dengan Teheran membantah keras tuduhan itu dan menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement