Senin 22 Sep 2014 10:41 WIB

Jerman Tak Ikut Koalisi Gempur ISIS di Irak

Tentara Jerman
Foto: historia
Tentara Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier Ahad (22/9) mengatakan, Jerman tidak akan terlibat dalam serangan udara atau serangan darat dalam memerangi gerilyawan garis keras Negara Islam (IS) di Irak.

Sebagai bagian dari koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat yang dibentuk untuk menghentikan kemajuan pejuang IS di Irak dan Suriah, Steinmeier mengatakan, ada pembagian tugas di antara sekutu dan bahwa Jerman tidak akan mengambil peran yang lebih kuat.

Keputusan sudah diambil oleh Berlin untuk mengirim senjata kepada pejuang Kurdi yang berjuang melawan gerilyawan IS, "dan itu tidak diambil dengan mudah," katanya.

Dia menambahkan bahwa Jerman tidak berada di bawah tekanan untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan Prancis dalam meluncurkan serangan udara di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh kelompok IS.

"Tidak, koalisi tidak bekerja seperti itu," katanya kepada penyiaran publik ARD.

"Aliansi yang sudah terbentuk akan membagi tugas. Kami telah mengambil bagian kami ... dari tanggung jawab," kata diplomat tinggi Jerman itu.

"Bagi kami tidak ada masalah itu," katanya mengacu pada serangan udara atau pasukan darat.

Akhir bulan lalu Berlin mengumumkan bahwa ia mengirim senjata kepada para pejuang Kurdi Peshmerga di Irak utara untuk membantu mereka melawan para pejuang jihad IS.

Jerman juga telah mengirimkan sekitar 40 tentara untuk membantu melatih para pejuang Kurdi di Irak.

Kanselir Angela Merkel membela keputusan itu untuk membantu orang-orang Kurdi dalam pidato di parlemen pada 1 September.

"Kami memiliki kesempatan untuk menyelamatkan nyawa dan menghentikan penyebaran lebih lanjut dari pembunuhan massal di Irak," kata Merkel dalam pidato 25 menit yang berapi-api.

"Kami memiliki kesempatan untuk mencegah teroris dari membentuk tempat persembunyian yang aman lain untuk diri mereka sendiri. Kita harus mengambil kesempatan ini."

Menyediakan perangkat keras militer tidak biasa bagi Jerman yang, terbebani oleh agresinya di masa lalu dalam dua perang dunia, umumnya menghindarkan diri dari keterlibatan militer asing dan sesuai aturan tidak mengekspor senjata ke zona perang.

Tentara Jerman di bawah kendali parlemen yang harus menyetujui setiap intervensi oleh pasukan di zona konflik, yang sangat tidak mungkin.

 

Ikuti informasi terkini seputar sepak bola klik di sini

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement