REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru John Key mengatakan, akan melanjutkan rencananya menggelar referendum untuk mengganti bendera nasional, menyusul kemenangannya dalam pemilu.
Pemimpin partai kanan-tengah itu mengatakan ingin menggelar pemungutan suara tahun depan untuk menentukan apakah akan mengganti bendera nasional saat ini, yang di salah satu sudutnya ada gambar bendera Inggris, Union Jack. "Saya akan terus melanjutkan rencana ini, saya akan melakukannya pada 2015," kata Key kepada stasiun radio swasta Radio Live, Senin (22/9).
"Saya jelas merupakan pendukung utama perubahan ini, saya rasa ada banyak argumen kuat untuk perubahan."
Key sebelumnya mengatakan ia lebih memilih bendera baru yang menggambarkan tanaman nasional, pakis perak dengan latar belakang hitam. Tim-tim olahraga seperti All Blacks sudah menggunakan bendera serupa dan Key berpendapat simbol itu dengan mudah dikenali sebagai simbol Selandia Baru, sama halnya dengan daun maple yang merupakan ikon Kanada.
Bendera yang ada saat ini pertama kali digunakan pada 1869 dan secara resmi diadopsi pada 1902. Para pendukung bendera lama mengatakan warga Selandia Baru telah berjuang dan mati demi bendera itu selama beberapa generasi, sehingga sebuah perubahan akan merusak memori mereka.
Namun para kritikus berpendapat bahwa bendera saat ini sangat mirip dengan bendera bekas jajahan Inggris lain seperti Australia, yang memiliki desain hampir sama.
Key yang mendapat peningkatan suara dan memenangi pemilu untuk ketiga kalinya pada Sabtu, tetap ingin mempertahankan hubungan dengan kerajaan Inggris meskipun ia mendukung penggantian bendera nasional.