Senin 22 Sep 2014 15:00 WIB

Peneliti Australia Kembangkan Pakaian Lebih Aman bagi Pengendara Motor

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ilmuwan Australia, Dr Christopre Hurren tengah meneliti bahan serat yang digunakan untuk membuat pakaian bagi pengendara motor. Tentu saja, hasi penelitiannya itu diharapkan bisa membawa dampak bagi keselamatan banyak orang.

Dr Christopher Hurren dari Nagambi di negara bagian Victoria pada awalnya mempelajari teknik kimia. Namun setelah bekerja selama enam tahun di industri pewarnaan bulu wool, kemudian berpindah menekuni bidang tekstil.

Dia sekarang menjadi peneliti di bidang sains dan teknologi bahan serat di Deakin University di Melbourne. "Sejak hari pertama saya bekerja di pabrik mewarnai bulu domba, saya menemukan bahwa saya sebenarnya menyukai serat dan hal-hal yang berkenaan dengannya," katanya, baru-baru ini.

Dia kemudian mengambil pendidikan doktoral di dalam soal "studi membersihkan wool dengan sistem ultrasonik" yang memfokuskan pada energi dan bahan yang diperlukan untuk membersihkan bulu wool.

Dr Christopher Hurren di Deakin University. Photo: Deakin University.
 

Saat ini, Dr Hurren sedang melakukan eksperimen dengan menggunakan bahan tekstil untuk berbagai kegunaan, termasuk bahan yang bisa tahan gesekan untuk pengendara sepeda motor, alat diagnostik untuk aplikasi kedokteran, dan bahan yang tidak mudah koyak. "Sulit untuk mengatakan mana yang menjadi favorit saya, karena masing-masing memiliki tantangan tersendiri," katanya.

Bagi Dr Hurren, yang menarik dari penelitian mengenai tekstil adalah bahwa dia berkesempatan meneliti teknologi baru yang bisa membantu manusia di masa depan. "Saya khususnya memilih riset di bidang yang memiliki dampak dalam mengurangi keburukan bagi manusia atau lingkungan," tambahnya.

Penelitiannya mengenai bahan yang tahan gesekan bagi pengendara motor diharapkannya akan memberikan "dampak besar bagi keselamatan pengendara sepeda motor di Australia."

Bekerja dengan Deakin University dan sebuah perusahaan jins Australia, Dr Hurren berhasil mengubah serat yang digunakan dalam jins sehingga bisa membuatnya tidak mudah koyak.

Standar Eropa bagi pakaian yang digunakan mengendarai motor merekomendasikan 4 detik kekuatan abrasi ketika seseorang mengendarai dalam kecepatan 28 kilometer per jam.

Namun penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh Deakin University menunjukkan dari 19 pakaian yang dijual di pasar Australia, hanya enam yang memenuhi standar, dan lainnya bahkan tidak lebih baik dari jins biasa.

Alat uji abrasi sepeda motor di Deakin University.  Photo: Supplied
 

Di Australia saat ini tidak ada sistem pemeringkatan bagi keselamatan pakaian pengendara sepeda motor dan Dr Hurren sedang melakukan kampanye agar hal tersebut dilakukan.

"Konsumen atau bahkan juga penjual pakaian ini, banyak yang tidak tahu seberapa bagus kualitas pakaian yang mereka jual, dan juga tidak ada informasi sama sekali dari pembuatnya," kata Dr Hurren.

"Sistem menggunakan bintang akan mengatasi masalah ini dan akan meningkatkan keamanan mereka yang berkendara, dan konsumen akan mencari pakaian yang memiliki peringkat lebih tinggi."

"Bila seorang pengendara tidak mengalami luka parah karena pakaian yang dikenakannya ketika mengalami kecelakaan, saya akan merasa puas," kata Dr Hurren, yang ingin melihat penurunnnya tingkat pengendara yang harus dirawat di rumah sakit.

Menurut Komisi Kecelakaan Transportasi (TAC) angka itu terus meningkat sebesar dua tahun tiap tahunnya sejak tahun 2000.

Dr Hurren menyarankan agar semua kita melakukan penelitian mengenai riset dimana mereka betul-betul tertarik.

"Rasanya lebih mudah bekerja di bidang yang betul-betul kita sukai," tambahnya lagi.

Dr Christpher Hurren dengan motor D3 BSA Bantam produksi tahun 1953 (Photo: Supplied. )
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement