REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry Minggu menyuarakan harapan, kesepakatan keamanan AS-Afghanistan yang lama tertunda untuk mengatur kehadiran tentara Amerika di negara itu setelah 2014, dapat ditandatangani dalam waktu dekat.
Kesepakatan Keamanan bilateral (BSA) itu seharusnya telah disetujui akhir tahun lalu, tetapi pada menit-menit terakhir Presiden Afghanistan Hamid Karzai menolak untuk menandatangani, dan mengatakan ia mempercayakan itu pada penggantinya.
Presiden AS Barack Obama mengatakan, 32.000 tentara Amerika ditarik dari Afghanistan dan akan ditinggalkan 9,800 pada awal 2015, dan penarikan penuh akan selesai pada akhir tahun 2016, sekitar 15 tahun setelah invasi 2001 yang dipimpin AS.
Kerry, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius Minggu di New York menjelang Sidang Umum PBB, mengucapkan selamat baik kepada presiden Afghanistan yang baru Ashraf Ghani, dan penantangnya Abdullah Abdullah.
"Mereka tergabung dalam pemerintah persatuan yang menawarkan kesempatan besar bagi kemajuan di Afghanistan, untuk penandatanganan BSA dalam sepekan mendatang atau lebih, pelantikan pekan depan untuk presiden baru, dan terpenting adalah untuk program nyata persatuan dan reformasi yang akan dilaksanakan atas nama rakyat Afghanistan," kata Kerry.
Dia juga memuji dua orang itu untuk "tindakan kenegaraan bersama mereka, untuk kepemimpinan mereka, karena kesediaan mereka untuk menempatkan Afghanistan dan kepentingan rakyat Afghanistan di atas kepentingan pribadi dan partai."
Fabius juga menyambut kesepakatan pembagian kekuasaan itu pada Minggu, di mana Abdullah akan menjadi "CEO" (CEO), peran yang mirip dengan perdana menteri - menyiapkan keseimbangan rumit kekuasaan pada saat Afghanistan memasuki era baru.
"Ini adalah langkah yang sangat positif," kata Fabius, berterima kasih kepada Kerry untuk karyanya dalam menengahi kesepakatan selama perjalanan ke Kabul awal tahun ini.