REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Sentimen anti-Islam yang mengencang di Australia belakangan, membuat beberapa tokoh dan aktivis kebebasan beragama teriak.
Seorang aktivis lokal, Joseph Wakim mengatakan, masyarakat negara itu, harus banyak belajar tentng Islam jika ingin paham tentang agama itu sendiri.Kata dia, sikap anti-Islam masyarakat Australia adalah curiga buta.
Bukan lantaran ketakutan, tapi lebih kepada distorsi informasi tentang Islam dan terorisme. "Setiap orang harus tahu.
Tidak ada seorang imam Islam yang mengajarkan untuk membunuh orang lain," kata dia, seperti dilansir Sydney Herald Morning, Senin (22/9).
Wakim yang juga pernah menjabat sebagai Komisaris Multikultur di Victoria ini juga menambahkan, reaksi dan sikap vandalisme kelompok tertentu terhadap Islam di negeri Kanguru itu, justru salah sasaran. Kata dia, kelompok anti-Islam merupakan orang-orang yang buta sejarah.
"Kita (masyarakat Australia) jangan pernah lupa akan sejarah. Dan tidak sekali-sekali melakukan kesalahan berulang-ulang. Khususnya terhadap kelompok minoritas," ujar dia.
Khusus soal kelompok Islam di Australia, di menambahkan. "Satu gerakan radikalisme Islam, tak bisa dinilai kolektif untuk semua warga Islam."
Maka itu dia meminta, agar semua tindakan yang mengacaukan ketentraman beragama dihentikan. Wakim juga meminta agar negara lewat satuan keamanan menjamin hak-hak individu dan keselamatan warga muslim di Australia.
Termasuk jaminan keamanan seluruh aset-asetnya.Menanggapi larangan berangkat haji bagi Imam Ibrahim, Menejer Dewan Imam Nasional Australia (ANIC), Samir Bennegadi menilai larangan berhaji bagi rekannya sesama imam itu tentunya tak proporsional.
Samir mengatakan, jika seorang tokoh agama diperlakukan demikian, apalagi kalangan masyarakat biasa.
"Apa yang selanjutnya akan terjadi terhadap masyarakat Islam di Australia?," kata dia. Meski tak mencuatkan emosi dalam pernyataannya, namun dia mengkhawatirkan keselamatan warga Islam di negeri tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Salam Care - Organisasi Pelayanan Masyarakat -, Rebbecca Kay meminta kepolisian tanggap dengan aktivitas-aktivitas Islamophobia tersebut.
"Saya tahu. Ada beberapa perempuan-perempuan berjilbab, yang tidurnya saja tidak pernah tenang dengan kondisi di sini (Australia)," kata dia.