REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah satu universitas terbaik di Australia, The University of Western Australia (UWA) mengatakan bahwa uang kuliah bagi mahasiswa akan naik 30 persen dari sekarang, bila Pemerintah Federal tetap melakukan deregulasi sistem pendidikan tinggi.
Universitas ini menjadi lembaga pendidikan tinggi pertama di Australia yang membeberkan kebijakan uang kuliah secara terbuka. UWA mengatakan akan mengenakan biaya kuliah $16 ribu (sekitar Rp 160 juta) untuk semua mahasiswa lokal yang akan mengikuti kuliah S1 selama setahun mulai tahun 2016. Angka ini berarti 30 persen lebih mahal dibandingkan biaya kuliah saat ini.
Mereka yang kuliah di bidang kedokteran diperkirakan akan harus membayar biaya lebih dari $100 ribu (sekitar Rp 1 miliar) guna menyelesaikan pendidikan mereka, yang biasanya lebih lama dibandingkan jurusan lainnya.
Namun UWA mengatakan mahasiswa yang menempuh S1 dalam waktu tiga tahun, hanya akan membayar sekitar $ 50 ribu.
Dalam penjelasan yang dikirim ke Komisi Senat yang membahas Pendidikan dan Ketenagakerjaan, UWA mengatakan mereka sengaja mengeluarkan angka-angka tersebut guna mengakhiri berbagai spekulasi mengenai biaya kuliah di masa depan.
Wakil Rektor UWA bidang Akademik Prof Alec Cameron mengatakan pengumuman tersebut guna memberikan kejelasan bagi para mahasiswa baru. "Universitas merasa perlu mengumumkan struktur pembiayaan segera untuk memberikan kejelasan kepada mahasiswa baru ketika nanti deregulasi mulai berlaku," kata Prof Cameron, belum lama ini.
"Tentu saja, aturan ini tidak akan berlaku bila Senat memutuskan adanya perubahan," tambahnya.
Prof Cameron mengatakan bahwa kenaikan biaya kuliah ini pantas dilakukan karena lulusan UWA banyak dicari.
"Para lulusan UWA paling banyak dicari di Australia Barat, apapun jurusan yang mereka tekuni," katanya lagi.
Pemerintahan Koalisi pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott sebelumnya menyampaikan rencana deregulasi pendidikan tinggi di Australia dimana lembaga pendidikan tinggi mulai tahun 2016 boleh menentukan sendiri struktur biaya perkuliahan.
Usulan ini sekarang masih dibahas di Majelis Tinggi (Senat) Parlemen Australia.